MANAGING THE CHALLENGE OF GROWTH
Menurut data IMS, total pasar farmasi Indonesia pada tahun 2016 adalah sebesar Rp 67,21 triliun atau tumbuh sekitar 7,50% dari tahun 2015 sebesar Rp 62,28 triliun. Pertumbuhan industri tersebut ditopang oleh kondisi makro ekonomi yang juga membaik jika dibandingkan tahun sebelumnya. Jika pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi sebesar 4,79% maka pada tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 5,02%. Selain itu tingkat inflasi membaik menjadi 3,02% dari tahun sebelumnya 3,35%. Sementara itu nilai tukar relatif membaik menjadi Rp 13.436 dari tahun sebelumnya Rp 13.795.
Dampak dari peningkatan pertumbuhan industri dan perbaikan makro ekonomi tergambar dari perolehan pendapatan dan bottom line Kimia Farma pada tahun 2016. Pertumbuhan dan pencapaian kinerja pada tahun 2016 menempatkan Kimia Farma pada ranking 6 industri farmasi nasional, meningkat dari ranking 10 pada tahun 2015 dan ranking 11 pada tahun 2014. Ke depan, Kimia Farma memiliki tantangan untuk terus mempertahankan kinerja yang ada dan berupaya untuk terus meningkat sehingga Kimia Farma mampu memperoleh keunggulan daya saing secara berkelanjutan dan menjadi pemain terdepan dalam bisnis farmasi di Indonesia. Untuk itu, Kimia Farma harus cekatan dan piawai dalam mengelola tantangan pertumbuhan bisnis. Beberapa inisiatif yang sedang dan akan terus dikembangkan antara lain:
1. Pengembangan Jaringan Kesehatan yang bertujuan untuk memperluas jaringan layanan kesehatan dan kemudahan akses bagi konsumen dan masyarakat. Beberapa program yang akan dikembangkan yaitu: pengembangan Apotek Kimia Farma, pembukaan Klinik Kesehatan Kimia Farma, dan pembukaan Laboratorium Klinik Kimia Farma.
2. Penguatan Produk dan Pengembangan Bisnis Kimia Farma yang bertujuan untuk memperkuat kehadiran Kimia Farma di pasar melalui penguatan produk dan bisnis yang terus berkembang. Beberapa proyek yang sedang dan akan terus diselesaikan antara lain: peluncuran beberapa produk baru, penyelesaian pendirian pabrik garam farmasi, relokasi fasilitas produksi dan plant Bandung, pengembangan bahan baku obat melalui Joint Venture dengan Sungwun Pharmacopia Co. Ltd., penyelesaian pabrik Rapid Test yang merupakan pabrik pertama di Indonesia yang memfasilitasi alat diagnosisi.
3. Pengembangan Utilisasi Aset Perseroan, antara lain: pengembangan Hotel dengan skema BOT dengan PT Aura Nusantara Abadi, pengembangan Hotel dengan skema BOT dengan PT Premiera Anggada, pembangunan Rumah Sakit dengan skema BOT dengan PT Brawijaya Investama. Selain mengembangkan infrastruktur bisnis, Kimia Farma juga melakukan penguatan infrastruktur pendukung dan sistem operasional serta pengembangan SDM secara terpadu sebagai wujud pengelolaan dan mitigasi terhadap tuntutan pertumbuhan bisnis yang ajeg dan berkesinambungan.
PERFORMANCE HIGHLIGHT
Pencapaian Laba Tahun Berjalan Perseroan sebesar Rp271,59 miliar
Perseroan telah berupaya keras untuk mencapai hasil yang maksimal melalui pencapaian Laba Tahun Berjalan Perseroan sebesar Rp271,59 miliar atau 101,14% dari target anggaran 2016 dan 107,36% dari realisasi audit tahun 2015 atau sebesar 102,28% tahun 2015 (restated) serta harga saham tertinggi pada tahun 2016 sebesar Rp3.400,00 per lembar. Dari sisi kinerja keuangan, Perseroan mencatat kenaikan Aset sebesar 42,53% atau meningkat sebesar 38,36% (restated) dari tahun 2015 atau menjadi Rp4,61 triliun pada tahun 2016. Ekuitas mengalami kenaikan sebesar 21,98% dari realisasi audit tahun 2015 atau 10,45% (restated) menjadi Rp2,27 triliun pada tahun 2016. Pendapatan mencapai sebesar Rp5,81 triliun pada tahun 2016 atau mengalami kenaikan 19,57% dari tahun 2015.
Terhadap pasar farmasi domestik, PT Kimia Farma (Persero),Tbk berada pada peringkat ke-6 pada tahun 2016 dibandingkan pada tahun 2015 yang berada pada peringkat ke-10. Dari sisi kinerja saham, harga saham Perseroan pada 2016 mencapai harga tertinggi sebesar Rp3.400,00 per lembar dan pada akhir tahun 2016 mencapai Rp2.750,00 per lembar, dibandingkan tahun 2015 harga saham tertinggi hanya mencapai Rp1.475,00 per lembar dan pada akhir tahun 2015 mencapai Rp870,00 per lembar.
Secara umum, total penjualan secara konsolidasian 2011 - 2015 mengalami pertumbuhan dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 11,69%, pertumbuhan penjualan sebesar 19,57%, pertumbuhan laba bersih Perseroan sebesar 2,28% dan pertumbuhan aset sebesar 34,29% yang dibandingkan dengan tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa Perseroan menjalankan transformasi secara konsisten meskipun masih belum sesuai dengan target yang ditetapkan dalam transformasi Perseroan 2011 – 2015.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Aset
Total aset Perseroan per posisi tanggal 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 4,61 triliun yang terdiri dari aset lancar sebesar Rp 2,91 trilin dan aset tidak lancar sebesar Rp 1,71 triliun. Aset Perseroan meningkat sebesar Rp 1,18 triliun atau 34,29% dibandingkan aset Perseroan per posisi tanggal 31 Desember 2015 yaitu sebesar Rp 3,43 triliun.
Liabilitas
Liabilitas Perseroan per posisi 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 2,34 triliun, meningkat sebesar Rp 962,40 miliar atau 69,86% dibandingkan per posisi 31 Desember 2015 yaitu sebesar Rp 1,38 triliun.
Ekuitas
Ekuitas Perseroan per posisi 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 2,27 triliun, meningkat sebesar Rp 214,85 miliar atau 10,45% dibandingkan per posisi 31 Desember 2015 yaitu sebesar Rp 2,06 triliun.
RENCANA STRATEGIS
Pada tahun 2017 diperkirakan industri farmasi masih akan menghadapi tantangan yang sama seperti pada tahun 2016. Tantangan dari global yaitu, kebijakan protektif yang dijalankan oleh Negara Maju dan kebijakan pengetatan ekonomi Republik Rakyat Tiongkok (China). Sedangkan, tantangan dari domestik yaitu kebijakan penghematan anggaran negara dan pelemahan nilai rupiah terhadap dolar Amerika. Namun demikian, Industri Farmasi Domestik diperkirakan masih memiliki prospek usaha yang cerah dan kompetitif dengan adanya kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional melalui program BPJS yang telah diterapkan oleh Pemerintah Indonesia sejak tahun 2014.
Dengan adanya tantangan dan peluang pada tahun 2017 serta memperhatikan trend kinerja Perseroan dalam lima tahun terakhir yang terus mengalami pertumbuhan serta terobosan-terobasan baru yang dilakukan oleh Perseroan pada tahun 2016 melalui program revitalisasi pabrik baru di Banjaran, pembangunan pabrik bahan baku obat, pabrik garam farmasi serta optimalisasi aset, maka Perseroan menilai bahwa PT Kimia Farma (Persero), Tbk masih tetap mampu bersaing dalam industri farmasi domestik bahkan bersaing dalam pasar farmasi regional maupun global.
* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id