AKSELERASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2016 di kisaran 5% dan tumbuh hingga 5,1% pada tahun 2017. Pertumbuhan ekonomi tersebut bergantung pada efektivitas kebijakan di dalam negeri dan luar negeri serta keberhasilan reformasi ekonomi. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Pemerintah meningkatkan porsi belanja infrastruktur untuk mengurangi kesenjangan infrastruktur antar daerah serta memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ketersediaan infrastruktur menjadi salah satu indikator peningkatan produktivitas dan efisiensi. Peran infrastruktur terhadap perkembangan wilayah dapat memberikan kontribusi yang signifikan, baik dalam aspek ekonomi, sosial masyarakat, maupun kelestarian lingkungan.
Karena itu, percepatan pembangunan infrastruktur menjadi salah satu program prioritas Pemerintah. Salah satunya adalah pembangunan jalan tol, terutama Tol Trans Jawa. Pemerintah telah menargetkan pembangunan infrastruktur melalui penambahan panjang jalan tol sepanjang 1.000 kilometer (km). Jasa Marga berkomitmen untuk turut serta mewujudkan pencapaian target tersebut melalui pembangunan ruas-ruas tol yang potensial. Melalui pembangunan sejumlah ruas tol itu, Jasa Marga menjadi bagian dari proses pembangunan Indonesia dan terlibat langsung dalam proyek-proyek strategis nasional di bidang infrastruktur jalan tol, serta berkontribusi
meningkatkan penerimaan negara yang jumlahnya terus meningkat.
Jasa Marga sebagai operator dan pengembang jalan tol terkemuka di Indonesia memiliki posisi penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Peran Jasa Marga terwujud dari pembangunan dan pengoperasian jalan tol sebagai prasarana distribusi barang dan jasa maupun prasarana pembentuk struktur ruang wilayah. Saat ini Jasa Marga mengelola dan mengoperasikan 593 km jalan tol yang ada di Indonesia. Tidak berhenti di situ, Perusahaan terus menambah konsensi jalan tol hingga total 1.260 km pada akhir tahun 2016. Seluruh proyek tol baru tersebut ditargetkan selesai pada tahun 2019. Percepatan dan perluasan pembangunan jalan tol ini merupakan upaya berkelanjutan Perusahaan dan sejalan dengan Visi Misi Jasa Marga untuk tetap menjadi pemimpin di industri jalan tol di Indonesia yang terpercaya dan andal. Dengan semangat dan komitmen membangun bangsa, serta melalui pengalaman, kompetensi, dan sumber daya yang berdaya saing dan mumpuni, Jasa Marga siap mendorong percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol di seluruh Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi baik wilayah maupun nasional.
PERFORMANCE HIGHLIGHT
Perseroan memiliki 1.260 km hak konsesi jalan tol
Tahun 2016, Perseroan menambah hak konsesi pengelolaan jalan tol sepanjang 288 km sehingga pada akhir tahun 2016, Perseroan memiliki 1.260 km hak konsesi jalan tol. Penambahan hak konsesi ini merupakan bagian dari sasaran strategis Perseroan untuk memiliki 2.000 km hak konsesi jalan tol pada akhir tahun 2019. Empat konsesi ruas jalan tol baru diperoleh melalui proses tender, yaitu Jalan Tol SemarangBatang sepanjang 75 km, Pandaan-Malang sepanjang 37,62 km, Balikpapan-Samarinda sepanjang 99,35 km dan Manado-Bitung sepanjang 39,9 km. Sementara satu konsesi diperoleh melalui project initiative yaitu Jalan Tol JakartaCikampek
II Elevated sepanjang 36,4 km.
Di sisi pengoperasian jalan tol baru, Perseroan telah berhasil mengoperasikan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto seksi KrianMojokerto sepanjang 18,47 km di wilayah Jawa Timur pada bulan Maret tahun 2016 sehingga panjang jalan tol operasi Perseroan menjadi 593 km dari total konsesi jalan tol sepanjang 1.260 km pada akhir tahun 2016. Selama tahun 2016, Perseroan juga telah berhasil meningkatkan aktivitas konstruksi dan pembebasan lahan pada ruas-ruas jalan tol baru terutama pada Jalan Tol Solo-Ngawi-Kertosono, Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Semarang-Solo, Surabaya-Mojokerto dan Batang-Semarang, sehingga penyerapan anggaran investasi jalan tol baru adalah sebesar Rp 8 triliun atau mencapai sekitar 90% dari rencana tahun 2016.
Perseroan berhasil membukukan total Aset sebesar Rp 53,5 triliun
Pada tahun 2016, Perseroan berhasil membukukan total Aset sebesar Rp 53,5 triliun, yang meningkat sebesar 45,7% dari tahun 2015 sebesar Rp 36,7 triliun. Pertumbuhan aset yang signifikan tersebut merupakan cerminan dari semakin meningkatnya aktivitas konstruksi Perseroan dalam pembangunan jalan tol baru. Di tengah ekspansi dan akselerasi pembangunan jalan tol yang sedang gencar dilakukan oleh Perseroan, Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,89 triliun atau meningkatkan sebesar 28,8% dari tahun 2015 sebesar Rp 1,47 triliun. Pencapaian laba bersih ini didukung oleh pencapaian Pendapatan Tol dan Usaha Lain sebesar Rp 8,83 triliun atau tumbuh 15,7% dibandingkan tahun 2015 yaitu sebesar Rp 7,63 triliun. Pencapaian laba bersih juga didukung oleh upaya pengendalian beban usaha yang tercermin dari pencapaian EBITDA Margin sebesar 59,2% yang meningkat dari tahun 2015 yang mencapai 56,2%.
Perseroan melakukan penambahan modal melalui rights issue termasuk Penyertaan Modal Negara (PMN) dengan total sebesar Rp 1,78 triliun. Selain itu, pada tahun 2016 Perseroan juga menerapkan metode baru pembiayaan konstruksi Proyek Jalan Tol baru, yaitu dengan menggunakan Contractor Pre Financing (CPF), dimana Perseroan membayarkan seluruh Biaya Konstruksi kepada Kontraktor setelah proses konstruksi selesai. Kebijakan ini dilakukan agar kinerja keuangan Perseroan dapat terjaga lebih baik dengan mengelola cashflow yang ada.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Pendapatan
Pendapatan Perseroan terdiri dari Pendapatan Tol dan Usaha Lainnya dan Pendapatan Konstruksi. Selama tahun 2016, Pendapatan Perseroan mencapai Rp 16,66 triliun atau naik 69,2% dari Pendapatan tahun 2015 sebesar Rp 9,85 triliun
Beban Pendapatan
Tahun 2016, Beban Pendapatan Perseroan meningkat 106,4% dari Rp 5,72 triliun di tahun 2015, menjadi Rp 11,80 triliun di tahun 2016. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan signifikan disisi Beban Konstruksi (meningkat 253,4% dari tahun sebelumnya).
Laba Usaha
Laba Usaha Perusahaan di tahun 2016 mencapai Rp 4,16 triliun. Pencapaian tersebut lebih tinggi dari tahun 2015 yang mencapai Rp 3,47 triliun atau meningkat 19,78%. Hal ini relevan dengan pencapaian Pendapatan Usaha dan Beban Usaha Perseroan.
Laba sebelum pajak
Pada tahun 2016, Laba Sebelum Pajak Perseroan mencapai Rp 2,06 triliun, meningkat sebesar Rp 581,38 miliar atau 28,1% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 2,64 triliun. Peningkatan ini sejalan dengan kenaikan Pendapatan Usaha Perseroan.
Laba Tahun Berjalan yang dapat diatribusikan
kepada Pemilik Entitas Induk
Pencapaian Laba Tahun Berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar Rp 1,88 triliun, naik 28,8% atau Rp 422,93 miliar dibandingkan tahun 2015. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya Pendapatan Tol Perseroan sebagai dampak dari penyesuaian tarif tol pada akhir tahun 2015, peningkatan Pendapatan Usaha Lain dan keberhasilan Perseroan dalam mengelola Beban Tol dan Usaha Lainnya serta Beban Bunga sehingga tidak naik signifikan.
Laba Bersih per Saham
Tahun 2016 Laba Bersih per Saham (Rupiah penuh) sebesar Rp 276,97 naik sebesar 28,4% dari tahun 2015 yang mencapai Rp 215,64. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan pada Laba Tahun Berjalan yang Dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk.
Aset
Aset Perseroan tercatat sebesar Rp 53,5 triliun atau tumbuh 45,7% dibandingkan tahun 2015. Pertumbuhan in idisebabkan karena peningkatan Hak Pengusahaan Jalan Tol baru, seiring upaya Perseroan untuk terus melakukan pengembangan usaha.
Liabilitas
Liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 37,1 triliun yang terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 18,6 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 18,5 triliun. Liabilitas Perseroan meningkat sebesar Rp 12,8 triliun atau 52,6% dibandingkan liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 24,3 triliun.
Ekuitas
Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 16,3 triliun, meningkat sebesar Rp 3,97 triliun atau 32,1% dibandingkan dengan ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 12,36 triliun.
RENCANA STRATEGIS
Searah dengan Visi Misi Perseroan untuk menjadi perusahaan pengembang dan operator jalan tol yang terkemuka di Indonesia, pada prinsipnya Perseroan untuk akan mengikuti tender-tender investasi pembangunan jalan tol baru di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa. Tender dapat diikuti apabila kelayakan proyek investasinya tinggi dan bagus, serta masih dalam batas kemampuan keuangan dan sumber daya yang dimiliki Perseroan. Selain ditunjang dengan kecukupan dana investasi yang dibutuhkan, hal yang tak kalah penting adalah pengelolaan keuangan Perseroan yang efektif dan efisien, serta struktur permodalan yang baik.
Perseroan optimis dan mencanangkan pada tahun 2019, Perseroan akan memiliki hak konsesi 2.000 km jalan tol dan mengoperasikan 1.260 km jalan tol dengan nilai Aset sebesar Rp 112 triliun. Pada tahun 2017, Perseroan akan mengoperasikan jalan tol sepanjang 210 km yang berasal dari 6 ruas tol baru yaitu Jalan Tol Semarang-Solo (Bawen-Salatiga) sepanjang 17.50 Km, Surabaya-Mojokerto (Sepanjang-Krian) sepanjang 15.50 Km, Gempol-Pasuruan sepanjang 20,5 Km, MedanKualanamu-Tebing Tinggi (Perbarakan-Sei Rampah) sepanjang 41.69 Km, Solo Ngawi sepanjang 90,25 Km dan Ngawi-Kertosono (Ngawi-Caruban) sepanjang 25,0 Km. Perseroan optimis bahwa dengan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, volume lalu lintas transaksi akan terus meningkat. Pada tahun 2017, Perseroan menargetkan pertumbuhan volume lalu lintas transaksi sebesar 2%. Perseroan optimis dapat meningkatkan pendapatan usaha jasa layanan pemeliharaan, jasa pengoperasian jalan tol dan pembangan properti melalui anak perusahaan Perseroan.
* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id