THOUSAND HANDS BEYOND EXECELLENCE
Tahun 2016 menjadi tahun ketiga bagi Garuda Indonesia meraih penghargaan The World’s Best Cabin Crew dari Skytrax secara berturut-turut. Adapun penghargaan ini merupakan buah dari komitmen Garuda Indonesia untuk memberikan layanan unggul yang ditonjolkan melalui keramahan khas budaya Indonesia (Excellent Indonesian Hospitality).
Garuda Indonesia telah menetapkan “Sky Beyond” sebagai Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) periode tahun 2016 – 2020. Sejalan dengan hal tersebut, kinerja Garuda Indonesia di tahun 2016 secara khusus difokuskan pada upaya konsolidasi yang bertujuan untuk mewujudkan margin operasional yang lebih baik serta memastikan standardisasi layanan. Dalam implementasinya, “Sky Beyond” mengangkat tiga strategi utama yang meliputi: Excellent Indonesian Hospitality, Return Maximization, serta Group Synergy. Diharapkan melalui penerapan “Sky Beyond” yang didukung oleh ribuan tangan insan Garuda Indonesia, maka Garuda Indonesia dapat memberikan nilai lebih dari sekedar unggul terutama dengan menjadikan layanan sebagai kekuatan kompetitif yang utama.
PERFORMANCE HIGHLIGHT
Perseroan Berhasil Membukukan Laba sebesar US$9.36 juta
Pada tahun 2016, Perseroan berhasil membukukan laba sebesar US$9.36 juta, menurun jika dibandingkan tahun 2015 yang perolehan labanya adalah sebesar US$77,97 juta. Namun demikian, Perseroan berhasil melakukan perbaikan proses bisnis yang hasilnya masih memerlukan waktu untuk memberikan kontribusi positif kepada laba Perseroan secara umum. Kontribusi yang dapat diharapkan di masa mendatang adalah adanya peningkatan pendapatan dari jasa kargo dan pendapatan jasa lainnya, serta peningkatan kontribusi pemasukan dari anak perusahaan. Perseroan berhasil mencatat pertumbuhan Revenue PasseKilometers (RPK) sebesar 8,30% me43.371,83 juta. Jumlah penumpang yang diangkut juga tumbuh sebesar 6,19% menjadi 35,00 juta penumpang dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 32,96 juta penumpang.
On Time Performance Mencapai 89,51%.
Pada tahun 2016, layanan Garuda Indonesia kembali mendapat pengakuan atas kualitas layanannya dengan diperolehnya anugerah penghargaan “The World’s Best Cabin Crew”. Prestasi ini merupakan penghargaan yang sama untuk ketiga kalinya yang diterima dari Skytrax secara berturut-turut (2014, 2015, dan 2016). Di samping itu, Garuda Indonesia juga kembali mendapat pengakuan sebagai satu dari 8 (delapan) operator penerbangan dunia dengan tingkatan bintang 5 Skytrax. Kinerja lainnya yang juga tetap baik adalah tingkat ketepatan penerbangan (On Time Performance/OTP) pada tahun 2016 yang mencapai 89,51%. Capaian ini merupakan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 87,99%. Selama tahun 2016, Perseroan juga melakukan penambahan kapasitas dengan mendatangkan beberapa pesawat yaitu 4 (empat) ATR 72-600, 4 (empat) A330-300, 1 (satu) B777300ER dan 8 (delapan) A320-200. Penambahan armada ini ditujukan untuk membuka beberapa rute
dan destinasi baru baik di domestik maupun internasional. Sehingga total pesawat yang dioperasikan Perseroan selama tahun 2016 adalah sebanyak 196 pesawat dengan rata-rata usia pesawat 4,62 tahun.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Laba (Rugi) Bersih Tahun Berjalan
Setelah memperhitungkan pajak penghasilan, maka laba bersih Perseroan di tahun 2016 adalah sebesar US$9,36 juta dengan margin bersih sebesar 0,24%. Sementara
Laba bersih per saham adalah sebesar US$0,00031, mengalami penurunan sebesar 89,46% seiring menurunnya kinerja keuangan Perseroan.
Pendapatan Usaha
Pendapatan usaha Perseroan di tahun 2016 naik sebesar 1,28%, dari US$3.814,99 juta di tahun 2015 menjadi sebesar US$3.863,92 juta di tahun 2016. Faktor yang
menyebabkan kenaikan adalah meningkatnya pendapatan penerbangan berjadwal dan pendapatan lain-lain. Pendapatan dari penerbangan berjadwal serta
pendapatan lainnya masingmasing meningkat sebesar 2,22% dan 13,74%, sedangkan pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal turun sebesar US$69,75 juta
atau 26,63%.
Aset
Jumlah aset Perseroan tahun 2016 tercatat sebesar US$3.737,57 juta, mengalami peningkatan sebesar 12,92% dibandingkan tahun 2015 yang tercatat sebesar
US$3.310,01 juta.
Liabilitas
Perseroan mencatat peningkatan dalam jumlah liabilitas sebesar 15,61% dari US$2.359,29 juta pada akhir tahun 2015 menjadi US$2.727,67 juta pada tahun 2016.
Peningkatan tersebut terutama didorong kenaikan jumlah liabilitas jangka pendek.
Ekuitas
Ekuitas Perseroan mengalami peningkatan sebesar 6,22% dari US$950,72 juta di tahun 2015 menjadi US$1.009,90 juta di tahun 2016 terkait keuntungan Perseroan di tahun 2016 serta kenaikan pendapatan komprehensif lainnya yang berasal dari kenaikan surplus revaluasi dan keuntungan instrumen keuangan atas transaksi lindung nilai.
RENCANA STRATEGIS
Dengan keunggulan yang dimiliki oleh Perseroan, tahun 2017 Perseroan memiliki peluang untuk meraih kinerja yang lebih baik. Pasar diperkirakan masih akan tumbuh, meskipun kondisi ekonomi makro di tingkat nasional diperkirakan tetap pada rentang pertumbuhan ekonomi 5,0 – 5,4%. Rencana usaha pada tahun 2017 disusun secara lebih konservatif dengan target yang ditetapkan didasarkan pada asumsi-asumsi yang lebih realistis berdasarkan pengalaman nyata Perseroan, sehingga lebih dapat diyakini realisasi pencapaiannya.
Tantangan berikutnya terletak dalam proses mempercanggih perangkat e-commerce sehingga Perseroan dapat menghadirkan seamless services kepada penumpang. Hal ini menjadi fokus Perseroan yang ditargetkan dapat terealisasi dan diimplementasikan pada awal tahun 2017.
Perseroan memperkirakan pertumbuhan kapasitas tahun 2017 mencapai 10,00%-15.00% di mana pertumbuhan domestik akan fokus pada penambahan kapasitas di Indonesia Bagian Timur dan penambahan kapasitas penerbangan low cost Citilink. Pasar domestik menunjukkan pertumbuhan yang relatif lebih tinggi dibandingkan pasar internasional. Secara historis, pasar domestik tumbuh dengan CAGR 2011-2015 sebesar 6,30% dan pertumbuhan ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga 2016-2017 sebesar 6,90%. Sedangkan untuk penerbangan internasional, Perseroan akan fokus pada penerbangan yang memiliki potensi yang besar seperti
Tiongkok dan Timur Tengah.
Untuk mencegah kanibalisasi antara brand Garuda Indonesia dan Citilink, Perseroan akan melakukan sinergi melalui pemetaan rute yang baik dari segi jadwal dan destinasi bagi Brand Garuda Indonesia (FSC) dan Citilink (LCC). Pada tahun 2017 Perseroan juga akan tetap akan memusatkan strateginya pada revenue management untuk meningkatkan pendapatan operasional dengan memaksimalkan penerimaan penumpang, kargo, ancillary revenue dan kontribusi laba dari anak perusahaan.
* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id