BUILDING SUSTAINABLE VALUE
Tahun 2016 merupakan tahun ketiga sejak CAS mencanangkan sinergi tiga bidang usahanya: Aviation Support, Food Solution, Facility Management. Setelah memantapkan kapabilitas masing-masing bidang usaha dan hubungan antar bidang usaha, pada tahun ini CAS memusatkan perhatian kepada pengembangan nilai berkelanjutan.
• CAS Destination memperoleh klien baru di Bandara Internasional Ngurah Rai.
• CAS Food mulai melayani klien baru di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai
• CAS Facilities memperoleh klien baru untuk bisnis jasa binatu (laundry)
Sinergi CAS Destination dan CAS Food menghasilkan inflight catering. Pada tahun 2016, CAS melayani 20 klien inflight catering. Sinergi CAS Food dan CAS Facilities menghasilkan remote building management. Pada tahun 2016, CAS melayani 89 klien building management. Sinergi CAS Facilities dan CAS Destination menghasilkan aircraft maintenance. Pada tahun 2016, CAS melayani 70% maskapai internasional untuk ramp services.
Pada tahun 2016, usaha CAS semakin terintegrasi dengan industri penerbangan Indonesia. Industri ini terus bertumbuh seiring dengan rencana Pemerintah meningkatkan jumlah kunjungan turis mancanegara. CAS berkeyakinan pertumbuhan industri ini akan menjadi landasan pengembangan nilai secara berkelanjutan, bagi Perusahaan, pemegang saham, dan pemangku kepentingan CAS.
PERFORMANCE HIGHLIGHT
Total Laba Tahun Berjalan mencapai Rp121M
Pertumbuhan industri penerbangan Indonesia pada tahun 2016 menjadi landasan yang kokoh bagi pengembangan nilai berkelanjutan CAS. Total aset meningkat 29%, total ekuitas meningkat 42%, sementara total laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp121M. Secara umum dapatlah dikatakan, Perseroan mencapai seluruh target yang dicanangkan oleh Manajemen pada tahun 2016. Perlu disebutkan, kondisi industri, pasar, dan perekonomian secara keseluruhan, yang masih ditandai pertumbuhan yang lamban, mendorong Manajemen untuk menetapkan target yang konservatif pada tahun 2016.
Pada tahun 2016, Perseroan mencatat pertumbuhan aset yang mengesankan. Aset lancar tumbuh 16,24% dan mencapai Rp1,08T. Sementara, aset tidak lancar tumbuh 61,82% dan mencapai Rp560,97M. Adapun total aset tumbuh 28,76% dan mencapai Rp1,65T. Peningkatan pesat aset tidak lancar didorong terutama oleh peningkatan aset tetap, yaitu dari Rp246,57M pada tahun 2015 menjadi Rp423,65M pada tahun 2016, merupakan penggantian peralatan terkait dengan PMK 174 di segmen Destination.
Sementara itu, liabilitas jangka pendek meningkat 16,68% dan mencapai Rp487.04M pada tahun 2016. Liabilitas jangka panjang meningkat 20,32% dan mencapai Rp365,39M, dan total liabilitas meningkat 18,20% dan mencapai Rp852,43M. Peningkatan terbesar terjadi dalam akun utang sewa pembiayaan, yaitu dari Rp101,94 juta pada tahun 2015 menjadi Rp88,58M pada tahun 2016. Total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat pesat, yaitu sebesar 40,46% dan mencapai Rp627,04M, peningkatan tersebut berasal dari penambahan modal disetor oleh SATS di anak perusahaan (PMAD ) dan laba tahun berjalan. Sementara itu, kepentingan non pengendali meningkat 49,55% dan mencapai Rp167,98M. Adapun total ekuitas meningkat 42,37% dan mencapai Rp795,02M pada tahun 2016.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Pendapatan
Pendapatan Perseroan meningkat dari Rp1,63T pada tahun 2015 menjadi Rp 1,78T pada tahun 2016, atau naik 8,98%. Peningkatan terbesar terjadi pada pendapatan jasa katering, yaitu dari Rp269,39M menjadi Rp331,33M, atau naik 22,99%. Adapun kontribusi terbesar terhadap pendapatan Perseroan diberikan oleh jasa pergudangan dan penunjang penerbangan, yaitu sebesar 70,70%.
Laba Tahun Berjalan
laba tahun berjalan meningkat 0,96% dan menjadi Rp 296,37M pada tahun 2016. Selisih antara kenaikan laba sebelum pos keuangan dan lainnya dan kenaikan laba tahun berjalan disebabkan terutama oleh kerugian selisih kurs ber-sih sebesar Rp10,61M. Adapun pada tahun 2016, Perseroan mencatat penghasilan komprehensif lain sebesar, yaitu sebe-sar Rp 13,35 M, yang berasal dari pengukuran kembali program imbalan pasti, sehingga total laba komprehensif tahun berjalan menjadi Rp283,03M. Dibandingkan tahun 2015, total laba komprehensif tahun berjalan menurun 3,87% pada tahun 2016.
RENCANA STRATEGIS
Dengan penghasilan terbesar berasal dari CAS Destination yang utamanya melayani penerbangan internasional, CAS memandang masa depan dengan optimis, namun tetap hati-hati dalam melangkah maju. Indonesia memiliki 29 bandara internasional dari 237 bandara, dengan jumlah penumpang internasional mencapai 15% dari total penumpang. Di masa depan, Pemerintah Indonesia akan membangun 62 bandara baru.
Jumlah penumpang terus tumbuh sejak tahun 2014, dengan pangsa pasar penumpang internasional terkonsentrasi di bandara Soekarno-Hatta (46%), bandara Ngurah Rai (32%), dan bandara Juanda (6%), atau total 84% untuk ketiga bandara internasional ini. Dalam jangka waktu pendek-menengah, CAS melihat peluang usaha dalam pertumbuhan organik untuk CAS Destination, peningkatan kapabilitas CAS Food, serta diversikasi layanan CAS Facility.
CAS berkeyakinan, upaya Pemerintah Indonesia untuk mendorong kemajuan industri pariwisata, termasuk pemberian visa bebas terhadap turis dari 169 negara, serta pembangunan infrastruktur di destinasi wisata, akan berdampak positif terhadap pertumbuhan industri penerbangan. CAS, melalui JAS Academy, telah ikut mendorong pertumbuhan ini dengan memberikan kursus singkat terutama untuk ground handling staff. Di masa depan, CAS akan mendorong sekolah kejuruan untuk bidang mekanik, dan bahkan akan menyediakan pilot provisioning training.
* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id