PERFORMANCE HIGHLIGHT
Pendapatan Konsolidasi Perseroan pada 2016 sebesar Rp236,71 Miliar
Perseroan mengalami pertumbuhan positif dibanding tahun sebelumnya. Laporan Keuangan Audit mencatat pendapatan konsolidasi Perseroan pada 2016 sebesar Rp236,71 miliar, meningkat 18,99% dari pendapatan 2015 sebesar Rp198,93 miliar. Pada 2016, Perseroan juga mencatatkan laba usaha senilai Rp60,23 miliar setelah sempat mengalami kerugian Rp5,20 miliar pada tahun sebelumnya.
Selaras dengan pendapatan dan laba usaha, total aset per 31 Desember 2016 juga ikut mengalami pertumbuhan dibanding tanggal yang sama pada tahun sebelumnya. Hasil audit keuangan menunjukkan bahwa aset 2016 senilai Rp2,97 triliun, meningkat 15,98% dibanding Rp2,56 triliun pada tutup buku 2015. Selain itu, nilai ekuitas juga tercatat meningkat dari dari Rp1,40 triliun pada 2015 menjadi Rp1,71 triliun pada 2016.
Perseroan Fokus Pada Pasar Pariwisata Korea Selatan
Pada 2016, Perusahaan mendapat suntikan Rp180 miliar dana segar melalui masuknya investor baru NV III Holdings Limited dan kelompok Shinhan Investment Corp. Masuknya perusahaan Korea Selatan ini membuat BUVA mulai memfokuskan pasar pariwisata di negeri Ginseng. Perseroan mulai menjalin kerja sama dengan agensi-agensi perjalanan terkemuka di Korea Selatan untuk mempromosikan pariwisata Indonesia di negara tersebut.
Selain itu, sejak 2014, Perseroan juga telah masuk dalam bisnis makanan dan minuman. Kami yakin lini bisnis ini akan menjadi salah satu andalan perusahaan di masa depan. Saat okupansi kamar hotel dan villa semakin ketat karena banyaknya kompetitor, bisnis food and beverage dapat menawarkan pendapatan alternatif yang akan menyokong kesinambungan pertumbuhan perusahaan. Pada tahun 2016, lini bisnis makanan dan minuman baik dari hotel maupun restauran telah menyumbang hampir 25% dari pendapatan Perseroan.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Total Aset
Total Aset tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2016 tercatat sebesar Rp2,97 triliun yang meningkat 15,98% dari tahun sebelumnya sebesar Rp2,56 triliun. Peningkatan jumlah aset ditopang kenaikan aset lancar dan tidak lancar.
Total Liabilitas
Total Liabilitas Perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 tercatat senilai Rp1,26 triliun, meningkat 8,90% dibanding Liabilitas tutup buku tahun 2015 senilai Rp1,16 triliun. Peningkatan Liabilitas ditopang oleh peningkatan liabilitas jangka pendek sebesar 28,48% yang diimbangi dengan penurunan liabilitas jangka panjang sebesar 0,62%.
Pendapatan
Perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp236,71 miliar, naik 18,99% year on year (yoy). Perseroan secara konsisten berusaha meningkatkan prosi “non-recurring” dengan mengoptimalkan penjualan real estate. Kombinasi ini mampu menjaga kinerja pendapatan tetap baik meski kondisi pasar properti dan perhotelan tengah mengalami tekanan. Hal ini diperkuat oleh adanya strategi perseroan untuk memaksimalkan sektor makanan dan minuman sehingga bisnis perhotelan tidak hanya bergantung kepada pendapatan kamar.
RENCANA STRATEGIS
Sektor pariwisata Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah wisatawan terus meningkat sementara pemerintah juga terus menggiatkan promosi untuk menarik kunjungan wisatawan dari luar negeri. Sarana dan prasarana penunjang terus membaik seiring fokus pemerintah untuk membangun infrastruktur hingga 2019 mendatang.
Jumlah turis asing yang berkunjung ke Indonesia pada 2014 tercatat sebanyak 9,44 juta kunjungan. Jumlah ini meningkat menjadi 10,41 juta pada 2015 dan kembali bertambah menjadi 11,52 juta orang pada 2016. Pada 2017, jumlah turis asing yang berkunjung ke Indonesia diproyeksi akan mencapai 15 juta orang dan diproyeksikan akan terus bertambah hingga mencapai 20 juta wisatawan pada 2019.
Di Bali sendiri, di provinsi yang menjadi wilayah utama operasional Perseroan, pariwisata masih terus berkembang pesat. Di atas rata-rata nasional, pertumbuhan kedatangan turis asing ke provinsi tersebut pada 2016 bahkan mencapai 23,14% atau dari 4 juta kunjungan pada 2015 menjadi 4,93 juta pada 2016. Pada 2017, jumlah tersebut diperkirakan akan kembali meningkat seiring dengan proyeksi pertambahan kedatangan turis asing secara nasional.
Dari sisi geografis, kunjungan turis mancanegara ke Bali pada 2016 didominasi oleh wisatawan dari Australia dan Tiongkok. Selain itu juga terdapat pergerakan yang menggembirakan dari turis Jepang, Ingrris, India, termasuk Korea Selatan. Peningkatan ini tentu menggembirakan mengingat turis-turis dari beberapa negara tersebut merupakan pangsa pasar utama Perseroan.
Kabar baiknya, Perseroan telah memiliki aset dan proyeksi pembangunan properti di sejumlah kawasan tersebut. Dalam jangka panjang, rencana pengembangan ini diharapkan akan menjadi sumber pendapatan baru serta menopang pertumbuhan Perseroan secara berkelanjutan. Sementara pada sisi lainnya, pemerintah juga terus mengembangkan bandara sebagai moda transportasi utama arus masuk wisatawan luar negeri. Penerbangan ke Jakarta dan Bali dari luar negeri semakin lama semakin banyak dan berkembang, sementara penerbangan ke daerahdaerah tujuan wisata baru meskipun masih perlahan namun sudah menunjukkan tren yang meningkat.
Dengan fokus pemerintah terhadap sektor pariwisata, ditambah tren peningkatan kunjungan wisatawan luar negeri yang konsisten dalam beberapa tahun terakhir, Perusahaan yakin Perseroan memiliki masa depan yang cerah. Perusahaan diharapkan mampu mentransformasikan penambahan kedatangan turis asing ke dalam pertumbuhan angka okupansi kamar hotel dan villa. Peluang itu harus diambil untuk meningkatkan kinerja Perseroan untuk menciptakan pertumbuhan Perseroan secara berkelanjutan.
* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id