MAJU BERSAMA SAHABAT
Bank Sampoerna sejak awal pembentukannya percaya bahwa nilai pemberdayaan dan persahabatan adalah salah satu kunci untuk maju bersama. Kreativitas, inovasi, dan semangat selalu-bisa senantiasa digalakkan untuk bersama-sama memberikan karya terbaik bagi masyarakat.
PERFORMANCE HIGHLIGHT
Total Aset meningkat 22,47%, Bank Sampoerna menjadi level BUKU II
Di tengah kondisi ekonomi nasional yang belum pulih, Bank Sampoerna masih mampu tumbuh dan meningkatkan kinerja dengan baik. Total aset Bank Sampoerna per 31 Desember 2016 tercatat sebesar Rp7,53 triliun atau meningkat 22,47% dibanding tahun 2015 sebesar Rp6,15 triliun. Kredit yang disalurkan tercapai Rp5,77 triliun, tumbuh 22,02% dibanding tahun 2015 sebesar Rp4,73 triliun. Pertumbuhan ini masih lebih besar disbanding pertumbuhan kredit perbankan nasional sebesar 7,87% dan pertumbuhan kredit pada bank BUKU 2 sebesar 6,09%.
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga menjadi Rp6,21 triliun atau naik 25,24% dibanding tahun 2015 sebesar Rp4,96 triliun. Hal ini juga melebihi pertumbuhan DPK perbankan nasional yang tumbuh 9,60% dan pertumbuhan DPK bank BUKU 2 sebesar 5,90%. Total ekuitas per akhir 2016 sebesar Rp1,09 triliun atau naik 28,32% dibanding tahun 2015 sebesar Rp852,49 miliar yang dipengaruhi oleh peningkatan modal disetor dari Pemegang Saham sebesar Rp210 miliar, sehingga Modal Disetor per akhir tahun 2016 menjadi Rp925 miliar dari sebelumnya sebesar Rp715 miliar. Peningkatan Modal Disetor ini telah membawa Bank Sampoerna sebagai bank BUKU II.
Dalam upaya meningkatkan profitabilitas, bank masih mencatat peningkatan Pendapatan Bunga Bersih sebesar Rp458 miliar naik 43,58% dibanding tahun 2015 sebesar Rp319 miliar. Meski demikian, Bank tidak dapat terlepas dari dampak kondisi ekonomi tahun 2016 yang masih belum pulih, khususnya untuk kawasan Indonesia wilayah barat. Akibatnya, bank harus meningkatkan beban pembentukan CKPN yang merupakan beban yang dibentuk yang dijadikan cadangan bagi kredit bermasalah. Konsekuensinya laba bersih Bank tergerus menjadi Rp34,38 miliar atau mengalami penurunan 31,24% dibanding tahun 2015 yang tercatat sebesar Rp49,99 miliar. Penurunan l aba ber si h i ni perl u di pahami s ebagai l angkah dan upaya Bank melakukan peningkatan pemenuhan loan loss coverage ratio di tahun 2016 serta upaya Bank untuk lebih konservatif. Penambahan Modal Disetor sebesar Rp210 miliar di tahun 2016 telah membawa Bank Sampoerna menjadi level BUKU II sehingga bisa memasuki tahapan lebih lanjut sebagai bank yang siap berkompetisi lebih besar di pasar perbankan secara nasional.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Aset
Pada tahun 2016, jumlah aset lancar meningkat sebesar Rp248,46 milyar atau 19% yang terutama dikontribusikan oleh efek-efek yang meningkat sebesar Rp192, 55 milyar atau 38%. Aset tidak lancar Bank meningkat sebesar Rp122,65 milyar atau 98% yang disebabkan oleh peningkatan aset yang diambilalih.
Dana Pihak Ketiga
Sampai dengan akhir tahun 2016, total Dana Pihak Ketiga Bank Sampoerna tercatat sebesar Rp6,21 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 25,22% dibandingkan dengan tahun 2015 yang tercatat sebesar Rp4,96 triliun.
Kredit
Sampai dengan akhir tahun 2016, realisasi kredit yang disalurkan Bank Sampoerna tercatat sebesar Rp5,77 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 22% dibandingkan dengan tahun 2015 yang tercatat sebesar Rp4,73 triliun.
Pendapatan Bunga Bersih
Pendapatan bunga bersih meningkat sebesar Rp139,03 milyar atau 44% menjadi Rp458,06 milyar di tahun 2016 (2015: Rp319,03 milyar). Peningkatan pada pendapatan bunga terutama berasal dari kredit yang diberikan yang meningkat sebesar Rp228,61 milyar atau sebesar 36%, di mana hal ini sejalan dengan peningkatan kredit yang diberikan sebesar 22%.
Laba Tahun Berjalan
Dalam hal kinerja, Bank membukukan Laba tahun berjalan sebesar Rp34,38 milyar di mana mengalami penurunan sebesar Rp15,62 milyar atau 31% dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Rp49,99 milyar).
Liabilitas
Dana pihak ketiga mendominasi 97% dari total liabilitas Bank dengan peningkatan sebesar Rp1,25 triliun atau meningkat sebesar 25%.
Ekuitas
Total ekuitas mengalami peningkatan sebesar Rp241,42 milyar atau 28% menjadi Rp1,09 triliun di tahun 2016 (2015: Rp852 milyar). Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya penambahan modal saham oleh Pemegang saham sebesar Rp210 miliar di tahun 2016.
RENCANA STRATEGIS
Pertumbuhan ekonomi di tahun 2017 diperkirakan berada pada kisaran 5,0-5,4% (YoY). Pertumbuhan tersebut ditopang oleh konsumsi swasta yang masih tumbuh kuat, peningkatan konsumsi pemerintah serta perbaikan investasi baik swasta maupun pemerintah. Sedangkan inflasi tahun 2017 diperkirakan akan tetap berada pada kisaran 4,0%. Sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi dan dampak pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial, pertumbuhan kredit dan DPK pada tahun 2017 diperkirakan lebih baik, yaitu masing-masing dalam kisaran 10-12% dan 9-11%. Secara keseluruhan, perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 akan lebih baik dibanding tahun 2016. Optimisme ini tentu saja membuat Bank semakin yakin akan prospek usaha Bank di tahun 2017.
Rencana Bisnis Bank di Tahun 2017 memasang target rencana pertumbuhan kredit sebesar 15% dan pertumbuhan DPK sebesar 16% serta selalu menjaga NPL di bawah 3% dirasakan realistis dan rasional, namun tetap challenging dengan memperhatikan perekonomian nasional saat ini serta masih di atas dari perkiraan pertumbuhan kredit dan DPK secara nasional. Dengan rencana strategi bisnis yang lebih fokus pada segmen UMKM, prospek Bank ke depan akan semakin memperkokoh pondasinya sebagai Bank BUKU II dengan tetap meningkatkan pertumbuhan yang lebih berkualitas serta terkelola dengan baik.
* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id