PT BANK BRISYARIAH

PT BANK BRISYARIAH Laporan Tahunan 2016

PERCEPATAN KINERJA UNTUK TUMBUH BERKELANJUTAN

Pemerintah Republik Indonesia telah mencanangkan program kerja kemaritiman sebagai fokus meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. Identitas Indonesia sebagai negara kepulauan (archipelagic state) menjadi kekuatan utama negara dalam pelaksanaan diplomasi dan membangun kerja sama internasional.

Kapabilitas yang terus ditingkatkan serta kekuatan modal yang turut menjadi penopang resistensi industri keuangan Indonesia secara keseluruhan, menjadi wujud komitmen BRISyariah dalam mendukung seluruh program Pemerintah Republik Indonesia sebagai salah satu entitas pelaku bisnis di industri keuangan. Selain itu, melalui nilai-nilai luhur dari prinsip-prinsip syariah, BRISyariah secara konsisten memberikan kontribusi nyata dalam mendorong rakyat Indonesia menjadi masyarakat yang mandiri secara menyeluruh.

Untuk senantiasa menjaga dan mewujudkan kualitas hidup nasabah dan seluruh pemangku kepentingan, BRISyariah terus berinovasi mengembangkan produk dan layanan syariah sesuai kebutuhan nasabah. Dari semangat tersebut, akselerasi bisnis terus dilakukan agar BRISyariah dapat terus melaju dan menangkap setiap kesempatan yang terbuka. Di tahun 2016, BRISyariah mewujudkan strategi akselerasi bisnis tersebut melalui berbagai upaya. Salah satunya adalah menerbitkan Sukuk Mudharabah Subordinasi I Bank BRISyariah Tahun 2016 dengan jumlah dana sebesar Rp1 triliun.

Sukuk tersebut berjangka waktu atau memiliki tenor tujuh tahun dan telah mendapatkan penilaian dari Fitch dengan rating id A+. Selain itu BRISyariah juga mengambil langkah besar untuk menjadi bank syariah pertama penyalur KUR dengan skema syariah di Indonesia. Tak hanya dari segi produk, BRISyariah juga terus mengakselerasi sistem pemasaran yang dilakukan dengan utilisasi media yang optimal.

PERFORMANCE HIGHLIGHT

Dana Pihak Ketiga mencapai 9,41% sebesar Rp20,15 triliun

Pada akhir tahun 2016, pertumbuhan aset BRISyariah mencapai sebesar 14,27%. Pertumbuhan juga terjadi dari segi pembiayaan yang mencapai 10,18%, laba sebelum pajak mencapai sebesar 41,13% dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang lebih tinggi dari Rencana Bisnis Bank yaitu 9,41%. Secara umum, BRISyariah telah membukukan perbaikan kinerja yang signifikan pada tahun 2016 dibanding tahun 2015. Namun demikian, Dewan Komisaris tetap memandang perlu dilakukan pembenahan dan penajaman untuk sektor-sektor pembiayaan serta aktivitas usaha lainnya di mana Bank syariah dapat berkiprah secara optimal dengan memanfatkan kelebihan bisnis syariah yang tidak dimiliki bank konvensional.

Total laba rugi sebelum pajak melonjak dari sebesar Rp169,07 miliar di tahun 2015 menjadi Rp238,61 miliar di tahun 2016 atau tumbuh sebesar 41,13%. Total Aset juga bertumbuh sebesar 14,27% dari sebesar Rp24,23 triliun pada tahun 2015 menjadi sebesar Rp27,69 triliun di tahun 2016. Pertumbuhan Pembiayaan mencapai 10,18% atau Rp16,37 triliun di tahun 2015 menjadi Rp18,04 triliun. Selain itu pertumbuhan Dana Pihak Ketiga mencapai 9,41% yaitu sebesar Rp20,15 triliun di tahun 2015 menjadi Rp22,05 triliun di tahun 2016.

Pencapaian pertumbuhan aset terjadi seiring dengan tambahan modal yang berasal dari suksesnya penjualan Sukuk Mudharabah Subordinasi I BRISyariah yang oversubscribed sebesar 200%. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia dan umat Islam secara pada umumnya telah mulai mengenal dan mempercayai aktivitas perbankan syariah. Sementara bagi BRISyariah sendiri, kondisi tersebut menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari para investor terhadap masa depan BRISyariah sehingga mau untuk terlibat dan menanamkan modalnya di BRISyariah. Pada akhirnya, kekuatan modal BRISyariah pun menjadi semakin baik dan pada saat yang bersamaan kemampuan untuk bertumbuh pun menjadi semakin besar.

FINANCIAL HIGHLIGHT

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Aset
Total Aset yang berhasil dibukukan oleh BRISyariah pada posisi 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp27,69 triliun meningkat sebesar Rp3,46 triliun atau 14,27% dari posisi 31 Desember 2015 yang mencapai Rp24,23 triliun. Total Aset masih didominasi oleh kenaikan total Aset Produktif yang tercermin pada komposisi total Aset Produktif terhadap total Aset sebesar 97,55%. Per Posisi 31 Desember 2016 Aset Produktif BRISyariah mencapai Rp27,01 triliun, meningkat Rp3,27 triliun atau 13,76% dari posisi 31 Desember 2015 yang mencapai Rp23,74 triliun.

Aset Produktif
Aset Produktif yang mengalami peningkatan signifikan, di antaranya Surat Berharga yang Dimiliki meningkat sebesar Rp2,53 triliun atau 115,77% dari Rp2,18 triliun pada posisi 31 Desember 2015 menjadi Rp4,71 triliun pada posisi 31 Desember 2016, dan Pembiayaan meningkat sebesar Rp1,37 triliun atau 8,25% dari Rp16,66 Trilun pada posisi 31 Desember 2015 menjadi Rp18,04 triliun pada posisi 31 Desember 2016.

Dana Pihak Ketiga
BRISyariah berhasil menghimpun dana masyarakat selama tahun 2016 sebesar Rp22,05 triliun, tumbuh sebesar Rp1,89 triliun atau 9,41% dari semula Rp20,15 triliun pada tahun 2015. Dana Pihak Ketiga (DPK) dihimpun dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito dengan menggunakan akad wadiah dan mudharabah. Saat ini komposisi giro, tabungan dan deposito masing-masing sebesar 4,09%, 15,09% dan 56,81%. Hal tersebut disebabkan BRISyariah mendukung program pemerintah dalam mengelola Dana Haji dari Kementerian Agama.

Ekuitas
Ekuitas per 31 Desember 2016 mencapai Rp2,51 triliun, tumbuh sebesar Rp170.202 miliar atau 7,27% terhadap posisi ekuitas per 31 Desember 2015 sebesar Rp2,34 triliun. Kenaikan tersebut terutama diperoleh dari peningkatan laba tahun berjalan.

Laba Usaha
Realisasi laba usaha tahun 2016 mencapai Rp239,23 miliar, meningkat sebesar Rp80,25 miliar atau 50,48% dari tahun 2015 yang tercatat sebesar Rp158,98 miliar. Kenaikan laba usaha terutama karena kenaikan pendapatan dari pengelolaan dana yang diiringi dengan pengendalian terhadap beban operasionalnya.

RENCANA STRATEGIS

Ekonomi Indonesia di tahun 2017 diprediksi masih akan dibayangi oleh ketidakpastian global, rendahnya harga komoditas serta sentimen proteksi ekonomi domestik dari negara-negara besar. Dalam rangka menghadapi ketidakpastian tersebut, maka diperlukan mitigasi atas potensi peningkatan risiko. Beberapa institusi memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai angka 5% - 5,4%. Dengan berbagai kebijakan yang diambil di bidang investasi, terlihat bahwa pemerintah secara bertahap akan meningkatkan sumber pertumbuhan ekonomi selain konsumsi juga investasi.

Peningkatan tersebut diharapkan dapat mendorong peran industri perbankan nasional, khususnya perbankan syariah untuk turut menyalurkan dana masyarakat ke dalam kegiatan pembangunan infrastruktur nasional. Terhadap kondisi tersebut, BRISyariah cukup konservatif dalam penyusunan RBB tahun 2017 di mana sektor Pembiayaan diharapkan dapat tumbuh sekitar 17% dengan didukung pertumbuhan DPK di level sekitar 10%. Prioritas alokasi dana akan ditujukan untuk pembiayaan BUMN atau industri terkait (value chain), serta metode sell down dengan mengoptimalkan kerja sama dengan BRI. Di sisi pendanaan, BRISyariah akan mengoptimalkan potensi CASA dengan perluasan penetrasi produk dan segmen nasabah retail.

Strategi yang diterapkan BRISyariah di tahun 2017 tidak terlepas dari arahan yang telah disusun dalam RBB 2017-2019. Strategi yang akan diterapkan BRISyariah diarahkan pada 3 (tiga) kategori bisnis, yaitu generic business, growth business, dan innovative business. Terobosan dalam generic business di tahun 2017 antara lain sell down pembiayaan dengan induk perusahaan serta menjalin kerja sama dengan provider payment internasional untuk mendukung layanan pembayaran internasional kepada nasabah.

Konsistensi terhadap fokus pengembangan Perusahaan, sehingga strategi dan sumber daya BRISyariah dapat dicurahkan sepenuhnya bagi pencapaian tujuan Perusahaan. Upaya-upaya tersebut tentunya akan didukung dengan penguatan dan peningkatan kompetensi SDI sebagai aspek yang mutlak dilaksanakan sepanjang tahun 2017. Dengan memperhatikan kemampuan internal BRISyariah serta tantangan-tantangan yang akan dihadapi di tahun 2017, targettarget kinerja yang ditetapkan dalam RBB cukup rasional dan memberikan semangat bagi segenap jajaran manajemen dan karyawan BRISyariah. BRISyariah menargetkan FDR pada kisaran 92%, rasio BOPO di bawah 90%, dan menjaga CAR pada kisaran 17%.

Keterangan:


Tahun
2016
Peserta ARA
Ya
Kategori ARA
Private Keuangan Non Listed (PKNL)
Penghargaan
Jumlah Halaman
548
Kantor Akuntan Publik
Purwanto, Sungkoro & Surja
Biro Administrasi Efek
N/A
Kustodian
N/A
Agen Pemeringkat
PT Fitch Ratings Indonesia
Persatuan Karyawan
N/A
NPWP
N/A
TDP
N/A
SIUP
N/A
Tags
indonesia,perbankan,bank,rakyat,tabungan,syariah,deposito

* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id


Download Read PDF