PEMBANGUNAN YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MASA DEPAN
Siapa Kami
AN J merupakan perusahaan induk yang kegiatan utamanya bergerak dalam bidang produksi dan penjualan minyak kelapa sawit dan inti sawit baik secara langsung ataupun melalui anak perusahaan-anak perusahaannya. Perseroan mengutamakan inovasi dan efisiensi operasi manajemen perkebunan dan pemrosesan kelapa sawit. Perseroan juga sedang dalam proses untuk menerapkan pengalaman Perseroan dalam efisiensi manajemen perkebunan untuk ekspansi ke pemanenan sagu dan produksi pangan dari sagu, serta mengembangkan bisnis pelengkap energi terbarukan. Perseroan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 2013, dan Perseroan menawarkan 10% saham kami pada saat IPO . Pada 2015, Perseroan mencatat total pendapatan sebesar AS$133,3 juta, Laba sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan dan Amortisasi (EBITDA) sebesar AS$23,7 juta dan rugi bersih sebesar AS$8,4 juta.
Bisnis Perkebunan Kelapa Sawit
Perseroan saat ini memiliki dan mengoperasikan empat perkebunan kelapa sawit, yaitu dua di Sumatera Utara, satu di Pulau Belitung yang terletak di lepas pantai timur Sumatera dan satu di Kalimantan Barat. Pada 2015 Perseroan memproduksi 756.673 ton tandan buah segar dari perkebunan yang telah menghasilkan dan membeli 136.191 ton dari pihak ketiga, yang secara keseluruhan kami proses menjadi 192.891 ton minyak kelapa sawit. Saat ini Perseroan juga mengembangkan perkebunan di Papua Barat dan Sumatera Selatan. Perseroan memiliki total cadangan lahan seluas 157.921 hektar, dengan area yang telah ditanami ataupun dalam tahap pengembangan seluas 47.733 hektar dan sekitar 50.000 hektar area (termasuk plasma) tersedia untuk penanaman pada masa depan.
Kegiatan Bisnis Lainnya
Perseroan sedang mempersiapkan operasi komersial untuk pemanenan dan pengolahan sagu di Papua Barat. Kegiatan penyelesaian pembangunan sedang dilakukan dan diharapkan dapat menghasilkan pada 2016. Dari segmen energi terbarukan, Perseroan telah mulai kegiatan komersial untuk pembangkit listrik tenaga biogas pertama kami di Perkebunan Pulau Belitung. Perseroan juga memiliki penyertaan minoritas di dua pembangkit tenaga panas bumi yang beroperasi di Indonesia, serta kepemilikan minoritas di bisnis pembangkit tenaga diesel dan batubara di Indonesia. Perseroan juga memiliki kegiatan usaha yang tidak termasuk dalam kegiatan usaha utama Perseroan, yaitu di bidang pemrosesan tembakau; tetapi Perseroan sedang dalam tahap peralihan untuk memulai kegiatan bisnis yang lebih berkembang dan menghasilkan, seperti edamame.
PERFORMANCE HIGHLIGHT
Total Pendapatan Perseroan sebesar AS$133,3 juta
Tahun 2015 terbukti merupakan salah satu tahun tersulit yang pernah dialami oleh ANJ. Perseroan menghadapi berbagai tantangan mulai dari harga jual rata-rata minyak kelapa sawit yang melemah secara drastis, pungutan pajak ekspor atas produk kelapa sawit dan kekeringan panjang akibat El Niño yang terjadi di Indonesia, termasuk kabut dari kebakaran hutan di Indonesia yang berakibat pada volume produksi kelapa sawit secara nasional. Penghasilan Perseroan secara signifikan terpengaruh, sekalipun bisnis Perseroan di perkebunan kelapa sawit yang sudah menghasilkan tetap memperoleh laba. Perseroan membukukan kerugian bersih sebagai akibat keputusan kami untuk memperlambat pembangunan perkebunan kelapa sawit kami di Papua Barat.
Total pendapatan Perseroan sebesar AS$133,3 juta, 21,8% lebih rendah dibandingkan 2014 dan EBITDA sebesar AS$23,7 juta, 62,6% lebih rendah dari tahun sebelumnya. Perseroan membukukan kerugian bersih senilai AS$8,3 juta dibandingkan dengan keuntungan bersih sebesar AS$18,3 juta pada 2014. Pendapatan penjualan dari bisnis kelapa sawit Perseroan senilai AS$114,6 juta merupakan 95,6% dari total pendapatan penjualan. Hal ini secara garis besar masih sejalan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Volume penjualan CPO meningkat 5,6% menjadi 194.248 ton. Volume produksi CPO meningkat menjadi 192.891 ton, 2,7% di atas volume produksi pada 2014. Kenaikan tersebut sebagian besar disebabkan oleh kenaikan produksi di Perkebunan Sumatera Utara II dan panen perdana dari pohon yang baru menghasilkan dari Perkebunan Kalimantan Barat. Akan tetapi, produksi dan volume penjualan yang lebih tinggi terpengaruh oleh penurunan tajam harga jual rata-rata CPO dari AS$697 per ton pada 2014 menjadi AS$516 per ton.
Penghasilan dari Produksi dan Perdagangan Tembakau Perseroan meningkat 7,5% menjadi AS$5,2 juta
Di usaha inti kelapa sawit, Perseroan tidak berhasil mencapai target produksi dan penghasilan untuk 2015. Perseroan telah mengantisipasi penurunan harga jual CPO dengan harapan untuk meningkatkan produksi CPO sebesar 10-15% dan mampu mencatatkan keuntungan bersih sebesar 2014, tetapi harga CPO turun tajam di bawah antisipasi Perseroan sebesar AS$650 per ton, karena berbagai faktor, termasuk perlambatan ekonomi dunia khususnya Tiongkok dan Eropa, penurunan tajam harga minyak sawit dan tingginya persediaan CPO di Malaysia dan Indonesia. Sementara itu, kenaikan produksi Perseroan sesuai rencana terhambat akibat kekeringan yang terjadi di kuartal kedua 2015. Di lain pihak, penghasilan dari investasi Perseroan di energi terbarukan sebesar AS$6,1 juta, sedikit turun dari AS$6,2 juta pada 2014. Penghasilan dari produksi dan perdagangan tembakau Perseroan meningkat 7,5% menjadi AS$5,2 juta.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Total Pendapatan
Total pendapatan Perseroan sebesar AS$133,3 juta, 21,8% lebih rendah dibandingkan 2014.
EBITDA
EBITDA sebesar AS$23,7 juta, 62,6% lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Laba Bersih (Rugi)
Perseroan membukukan kerugian bersih senilai AS$8,3 juta dibandingkan dengan keuntungan bersih sebesar AS$18,3 juta pada 2014.
RENCANA STRATEGIS
Perseroan percaya akan mendapatkan manfaat atas peningkatan permintaan CPO dan produk lainnya dari kelapa sawit. Perseroan melihat sisi jangka panjang prospek bisnis kelapa sawit yang sangat menjanjikan. Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, diharapkan dapat memperoleh manfaat atas peningkatan konsumsi minyak nabati yang berkelanjutan serta mempunyai peluang untuk pertumbuhan ekspor yang signifikan. Perseroan percaya bahwa terdapat peluang besar untuk membangun bisnis tepung di Indonesia. Walaupun kompetisi di antara produsen sagu secara historis sangat ketat, Perseroan melihat bahwa masih terdapat peluang dikarenakan permintaaan di Indonesia tidak didukung oleh pasokan domestik sehingga membuat Indonesia berada dalam posisi sebagai importer tepung murni. Perseroan percaya bahwa kondisi saat ini tepat bagi Perseroan untuk membangun suatu bisnis tepung yang berkelanjutan dari sagu alam Papua Barat, baik untuk konsumsi domestik maupun untuk ekspor.
Di Indonesia, PT PLN (Persero), satu-satunya entitas legal yang mendapat izin untuk memasok listrik untuk memenuhi kebutuhan publik, bertanggung jawab untuk mengeksekusi rencana pemerintah yang ambisius untuk membangun pembangkit tenaga listrik baru dengan total kapasitas sebesar 35GW sampai dengan 2019. Perseroan melihat hal ini sebagai sesuatu yang sangat menjanjikan dan berharap atas peraturan perundang-undangan yang lebih mendukung bagi produsen tenaga listrik biogas guna membantu pasokan listrik bagi jaringan listrik nasional.
Biodiesel diharapkan dapat digunakan di Indonesia pada umumnya, di mana pemerintah mengimplementasikan subsidi pada 2015 untuk memberikan insetif kepada produsen. Terdapat perkiraan sebesar 7 juta ton minyak dalam setahun untuk memproduksi biodiesel pada 2016. Jumlah ini diharapkan akan meningkat menjadi lebih dari 8 juta ton pada 2018.
* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id