MERINTIS JALAN MENUJU TINGKAT PERTUMBUHAN SELANJUTNYA
Menyikapi kondisi lingkungan bisnis yang penuh tantangan sepanjang tahun 2016, Astra terus berinovasi dan merintis berbagai terobosan pada portofolio dan proses bisnis serta organisasi, agar dapat menyesuaikan dengan realitas tantangan dan kondisi pasar yang ada. Dengan tetap fokus pada kekuatan Astra dalam hal keunggulan produk, hubungan erat dengan pelanggan, serta inisiatif efisiensi di segala bidang, Astra berhasil membukukan kinerja operasional dan bisnis yang baik pada tahun 2016.
Pencapaian tersebut memungkinkan Astra untuk tetap mempertahankan posisi kepemimpinan pasar sebagai salah satu perusahaan terbaik di Indonesia saat ini, membuka jalan menuju aspirasi Goal 2020, yaitu “Pride of the Nation”.
PERFORMANCE HIGHLIGHT
Pendapatan Bersih Konsolidasian Grup Astra turun 2% Menjadi Rp181,1 triliun
Dengan mengutamakan produk dan layanan terbaik untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan yang dipadukan dengan efisiensi operasional, sinergi bisnis dan investasi yang selektif, bisnis Astra mampu meraih kinerja dan posisi pasar yang baik. Pada tahun 2016, lini bisnis Astra meraih kinerja keuangan yang sangat bervariasi, sesuai dengan kondisi sektor industri masing-masing usaha. Secara keseluruhan, pendapatan bersih konsolidasian Grup Astra turun 2% menjadi Rp181,1 triliun dibandingkan Rp184,2 triliun yang diraih pada tahun 2015, merefleksikan penurunan pendapatan dari bisnis alat berat dan kontraktor penambangan serta sedikit penurunan pada bisnis otomotif. Peningkatan laba bersih sebesar 5% dari Rp14,5 trilliun pada tahun 2015 menjadi Rp15,2 trilliun diakibatkan oleh peningkatan kontribusi dari segmen otomotif, alat berat dan pertambangan, agribisnis serta infrastruktur dan logistik, dimana sebagian peningkatan tersebut diimbangi oleh penurunan kontribusi dari segmen jasa keuangan, teknologi informasi dan properti.
Tahun 2016 menjadi bukti kekuatan model bisnis yang telah dikembangkan Astra berdasarkan diversifikasi portofolio bisnis dalam mendukung kinerja keuangan. Efektivitas pelaksanaan strategi “Triple-P Roadmap” menuju aspirasi “Pride of the Nation” yang semakin baik, sehingga sebagian besar segmen bisnis dapat meraih kinerja yang relatif baik dalam industrinya tersebut.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Pendapatan Bersih
Pendapatan bersih konsolidasian Grup Astra turun 2% menjadi Rp181,1 triliun dibandingkan Rp184,2 triliun yang diraih pada tahun 2015, merefleksikan penurunan pendapatan dari bisnis alat berat dan kontraktor penambangan serta sedikit penurunan pada bisnis otomotif.
Laba yang Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk
Di tahun 2016, Perseroan mencetak laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp15,2 triliun, naik 5% dibandingkan Rp14,5 triliun pada tahun 2015. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari segmen otomotif, alat berat dan pertambangan, agribisnis serta infrastruktur dan logistik, sebagian diimbangi oleh penurunan kontribusi dari segmen jasa keuangan, teknologi informasi dan properti.
Jumlah Aset
Total aset tumbuh sebesar 7% dari Rp245,4 triliun pada akhir tahun 2015 menjadi Rp261,9 triliun pada 31 Desember 2016. Kenaikan aset tersebut terutama disebabkan oleh pertumbuhan baik aset lancar sebesar 5% menjadi Rp110,4 triliun serta aset tidak lancar bertumbuh 8% menjadi Rp151,5 triliun.
Jumlah Liabilitas
Pada akhir tahun 2016, total liabilitas sebesar Rp121,9 triliun, naik 3% dari Rp118,9 triliun pada tanggal 31 Desember 2015. Total liabilitas terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp89,1 triliun (2015: Rp76,2 triliun), atau sekitar 73% (2015: 64%) dari total, dan liabilitas jangka panjang Rp32,9 triliun (2015: Rp42,7
triliun), atau sekitar 27% (2015: 36%) dari total.
Ekuitas
Total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 10% (2015: 7%) menjadi Rp112,0 triliun pada akhir tahun 2016 dibandingkan Rp102,0 triliun pada akhir tahun 2015. Total ekuitas meningkat terutama karena kenaikan laba ditahan sebesar 9% menjadi Rp101,2 triliun (2015: Rp92,6 triliun).
Laba per Saham
Laba dasar dan dilusian per saham tahun 2016 adalah Rp374 per saham, naik 5% dibandingkan tahun 2015.
RENCANA STRATEGIS
Astra telah menggunakan kerangka strategi Triple-P Roadmap, suatu peta strategis yang menjabarkan langkah-langkah untuk pertumbuhan bisnis dalam Portfolio Roadmap, strategi pengembangan sumber daya manusia dalam People Roadmap dan pelaksanaan tanggung jawab sosial dalam Public Contribution Roadmap. Dalam pelaksanaan kerangka strategi tersebut, seluruh jajaran bisnis Astra dituntut untuk memperhatikan tiga faktor utama, yaitu: kejelasan strategi Roadmap, disertai dengan keberanian dalam implementasi dan kedisplinan pada proses eksekusi, sehingga dapat mengarahkan langkah yang terkoordinasi menuju Goal 2020 untuk menjadi “Pride of the Nation” dalam rangka mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan pada masa mendatang.
Rancangan bisnis Astra menuntut adanya inisiatif Capital Productivity, yaitu investasi bisnis yang dilakukan dengan cermat dan efektif. Bagi Astra, investasi tak lain merupakan kebutuhan bisnis yang memberikan berbagai peluang untuk bertumbuh ke depan. Dalam kondisi pelemahan ekonomi seperti sekarang, Astra tetap melakukan investasi secara selektif pada sektor sektor yang memiliki prospek pertumbuhan sehat ke depan. Contohnya, portofolio jalan tol Astra terus bertambah, akuisisi tambang komoditas non-batu bara juga berlanjut, bahkan Astra memilih untuk meluncurkan lini bisnis baru di sektor properti pada tahun 2016 dalam rangka mendukung masyarakat Indonesia akan kebutuhan properti yang berkualitas serta alternatif investasi.
* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id