THE FUTURE, ENGINEERED.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), sejak berdirinya senantiasa berkarya dan bertumbuh beriringan dengan perkembangan bangsa ini. Selalu memberikan hasil engineering terdepan bagi merah putih; mulai dari stadion yang membanggakan, monumen landmark bersejarah bagi rakyat, hingga jembatan raksasa pertama yang dibutuhkan Indonesia dan sekarang transportasi massal Light Rail Transit (LRT) beserta Kawasan Berbasis Transportasi terintegrasi, ADHI tidak pernah berhenti membanggakan negeri ini. Apapun tantangannya, jawaban berupa engineering terbaik selalu dapat dirancang dan diberikan demi masa depan negeri ini. Masa depan lebih baik telah dipikirkan ADHI.
PERFORMANCE HIGHLIGHT
Perseroan Mendapat Kontrak Light Rail Transit senilai Rp23,3 Triliun
ADHI berpartisipasi dalam program Indonesia-Sentris yaitu pemerataan pembangunan yang digagas oleh Pemerintah Indonesia untuk memperkuat konektivitas antarwilayah dan memperkecil ketimpangan antarwilayah dan kesenjangan sosial, melalui proyekproyek infrastruktur yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Salah satu proyek strategis yang membanggakan adalah amanah Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Presiden (Perpres) yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo kepada ADHI untuk membangun Kereta Api Ringan atau Light Rail Transit terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi yang ramah lingkungan. Saat ini, ADHI sedang melaksanakan pembangunan Tahap I sepanjang 43,3 Km, di tiga lintasan yaitu Cibubur – Cawang, Bekasi – Cawang, dan Cawang – Dukuh Atas yang kontraknya ditandatangani Kementerian Perhubungan dengan ADHI pada tanggal 10 Februari 2017 senilai Rp23,3 Triliun. Untuk meningkatkan nilai tambah semua
proyek ADHI termasuk LRT Jabodebek ini, secara intensif manajemen berupaya menerapkan prinsip Value Engineering.
Laba Bersih Perseroan sebesar Rp313,5 miliar
Total pendapatan usaha ADHI mencapai Rp11,1 triliun atau setara dengan 95,2% dari RKAP tahun 2016 sebesar Rp11,6 triliun. Pencapaian tersebut mengalami peningkatan sebesar 17,8% dibandingkan pendapatan usaha di tahun 2015 sebesar Rp9,4 triliun. Sedangkan ADHI memperoleh laba kotor sebesar Rp1,1 triliun atau setara dengan 90,0% dari RKAP tahun 2016 sebesar Rp1,2 triliun. Laba kotor tersebut mengalami peningkatan sebesar 14,4% dibandingkan Rp974,6 miliar di tahun 2015.
Dari sisi Laba bersih Perseroan berhasil memperoleh nilai sebesar Rp313,5 miliar, nilai ini menurun dibanding pencapaian tahun 2015 sebesar Rp463,7 miliar. Namun demikian, nilai tersebut telah melebihi target rencana yang dituangkan di dalam RKAP 2016 yaitu Rp301,5 miliar, atau melebihi sebesar 4,0%.
Sesuai pada SK Menteri Negara BUMN No. KEP-100/MBU/2002, dengan membagi kinerja ke dalam 3 (tiga) aspek, yaitu: aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi, Perseroan melakukan evaluasi atas Laporan Hasil Kinerja Perseroan. Dengan penilaian tersebut, maka realisasi tingkat kesehatan Perusahaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2016 berada pada kondisi “A” dengan total skor 65,23.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Pendapatan Usaha
Pada tahun 2016 perusahaan berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp11,1 triliun, meningkat sebesar 17,8% atau Rp1,7 triliun jika dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp9,4 triliun. Peningkatan pendapatan usaha dipengaruhi oleh meningkatnya empat lini bisnis Persero dari tahun sebelumnya, yaitu Konstruksi meningkat 15,1% dari Rp8,0 triliun menjadi Rp9,2 triliun, EPC (Energi) meningkat 57,1% dari Rp635,5 miliar menjadi Rp998,1 miliar, Properti meningkat 9,9% dari Rp610,6 miliar menjadi Rp671,3miliar, dan Investasi Industri (Industri) meningkat 29,1% dari Rp149,0 miliar menjadi Rp192,4 miliar.
Jumlah Aset
Per akhir tahun 2016, Total Aset Perseroan mencapai Rp20,1 triliun, meningkat sebesar Rp3,3 triliun atau 19,9% dari Rp16,8 triliun pada tahun 2015. Komposisi aset pada akhir tahun 2016 terdiri dari 83,8% Aset Lancar dan 16,2% Aset Tidak Lancar. Pada Aset Lancar, peningkatan cukup signifikan terlihat pada Aset Tetap, Tagihan Bruto, dan Persediaan/Aset Real Estate masing-masing sebesar 88,5%; 80,0% dan 32,8%. Secara keseluruhan peningkatan ini seiring dengan kenaikan Pendapatan Usaha Perseroan.
Jumlah Ekuitas
Jumlah Ekuitas Perseroan meningkat sebesar Rp280,6 miliar atau 5,4% menjadi Rp5,4 triliun dari Rp5,2 triliun di tahun 2015. Hal ini disebabkan terutama oleh Saldo Laba yang Ditentukan Penggunaannya pada akhir tahun sebesar Rp1,8 triliun, meningkat Rp356,2 miliar atau setara 24,5% dari Rp1,4 triliun pada tahun 2015.
Laba Tahun berjalan
Jumlah laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah sebesar Rp313,5 miliar, menurun sebesar 32,4% dari tahun 2015 sebesar Rp463,7 miliar. Penurunan laba bersih ini terjadi karena terjadi karena peningkatan beban pokok pendapatan dan peningkatan beban keuangan sebesar masing-masing 18,2% dan 88,7% di 2016. Sedangkan bagian laba yang diatribusikan kepada kepentingan non pengendali adalah sebesar Rp1,7 miliar meningkat sebesar 23,1% dari tahun 2015 atau Rp1,3 miliar.
RENCANA STRATEGIS
Diproyeksikan order book perusahaan konstruksi akan meningkat sebesar 21,8% di tahun depan. Wujud dukungan pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur di Indonesia adalah dengan menetapkan 225 proyek strategis yang tertuang dalam Perpres No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksaan Proyek Strategis Nasional. Kebijakan ini membuka kesempatan bagi BUMN khususnya ADHI untuk mendapatkan proyek konstruksi maupun berinvestasi dalam beberapa proyek tersebut.
Selain sektor konstruksi, ada beberapa sektor lain yang dapat menjadi peluang bagi ADHI. Segmen properti diperkirakan tumbuh sebesar 11,1% dari tahun 2016-2020 akibat pertumbuhan kelas menengah. Industri Beton nasional akan berkembang dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) untuk 20162020 sebesar 12,7% seiring dengan pertumbuhan industry konstruksi. Industri hotel diprediksi akan meningkat 4,0% (CAGR 2015-2020), dimana hotel bintang 3 memiliki potensi pertumbuhan yang paling tinggi dengan tingkat pertumbuhan mencapai CAGR 9,0%.
ADHI memaksimalkan peluang-peluang tersebut dengan memperluas lini bisnis non-konstruksinya seperti properti, hotel, dan manufaktur produk beton. Hal-hal yang sedang diupayakan oleh ADHI agar peluang ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin adalah meningkatkan kembali sinergi di antara lini bisnis dan anak perusahaan ADHI. Selain itu, sinergi ini juga akan didukung dengan peningkatan pengembangan kompetensi SDM.
Inisiatif Adhi untuk mengembangkan bisnis di bidang properti, dan hotel diharapkan dapat meningkatkan recurring income diluar bisnis utama konstruksi. Selain itu, ADHI juga mulai mengembangkan investasi di berbagai sektor,seperti kelistrikan dan pengolahan air.
* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id