Memperbaharui Semangat, Memperkuat Komitmen
Terpuruknya harga minyak mentah dunia sejak awal tahun 2015 memberikan tantangan berat bagi perusahaan-perusahaan di sektor migas tidak terkecuali Pertamina. Untuk menopang stabilitas perusahaan di tengah kondisi tersebut, Pertamina mencanangkan program 5 prioritas strategis yang terdiri dari pengembangan sektor hulu, efisiensi di semua lini, peningkatan kapasitas kilang dan petrokimia, pengembangan infrastruktur dan marketing, serta perbaikan struktur keuangan.
Melalui berbagai inisiatif breakthrough project di kelima aspek prioritas strategis yang dicanangkan, Pertamina mampu menutup tahun 2015 dengan membukukan kinerja yang cukup memuaskan baik dari operasional, finansial maupun non finansial. Tahun 2015 dengan demikian menjadi tahun pembuktian bagi Pertamina bahwa kondisi krisis tidak menyurutkan semangat, namun justru membulatkan tekad di seluruh jajaran Perseroan untuk berjuang lebih keras dalam komitmen bersama mewujudkan kemandirian energi bagi bangsa dan negara Indonesia.
PERFORMANCE HIGHLIGHT
Inisiatif 2015 - Menghasilkan Profitabilitas sebesar USD608,41 Juta
Inovasi dan kreativitas tersebut dituangkan antara lain dalam bentuk pengembangan inisiatif-inisiatif Breakthrough Project (BTP). Dalam jangka panjang, pelaksanaan BTP akan menjadi anak tangga dalam transformasi Pertamina menuju pencapaian visi ‘Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia’ dan aspirasi Asian Energy Champion 2025. Kapabilitas inovasi dan kreativitas juga telah memungkinkan Pertamina untuk bertahan di tengah beratnya tantangan kondisi lingkungan bisnis dalam dua tahun terakhir ini, terutama terkait dengan merosotnya harga minyak mentah dunia dan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah.
Pertamina kemudian telah menetapkan sejumlah inisiatif dalam bentuk BTP untuk setiap pilar strategis. Pada dasarnya, inisiatif-inisiatif tersebut merupakan upaya perbaikan proses secara berkesinambungan yang akan menghasilkan penghematan biaya ataupun penambahan pendapatan, maupun sebagai investasi jangka panjang yang krusial bagi pencapaian visi dan misi Pertamina. Total terdapat 16 inisiatif BTP yang dilaksanakan sepanjang 2015 dalam kerangka 5 Pilar Prioritas Strategis Pertamina. Secara keseluruhan, proyek-proyek tersebut telah memberikan hasil signifikan dengan total nilai kontribusi finansial berupa efisiensi maupun pendapatan sebesar USD608,41 Juta yang sangat berdampak signifikan pada profitabilitas Pertamina di tahun 2015. 5 Pilar Prioritas Strategis. Dengan Pencapaian sebagai berikut ;
1. Pengembangan Sektor Hulu
• Pengambilalihan dan pengembangan blok utama Indonesia: Mahakam, Cepu, ONWJ
• Pengembangan internasional: Algeria, M&A Internasional lain
• Akselerasi pengembangan Geothermal & EBT
• Operations Excellence (Pemboran, EOR, Efisiensi)
• Eksplorasi
Pencapaian Internasional
Malaysia Total Net Produksi 38,6 MBOEPD
Irak Total Net Produksi 37,1 MBOEPD
Aljazair Total Net Produksi 38,5 MBOEPD
Pencapaian Domestik
Memperoleh pengelolaan Blok Mahakam mulai 1 Januari 2018
Memperoleh pengelolaan Blok Kampar mulai 1 Januari 2016
Perpanjangan Blok ONWJ (PI 73,5%) mulai 19 Januari 2017
Akuisisi 100% Blok NSO dan Blok NSB, efektif sejak 1 Januari 2015
6 Proyek Prioritas Hulu
1. Banyu Urip Development
Target: produksi minyak mentah 165.000 BOPD
2. Donggi Senoro LNG Plant
Target: monetasi gas area Matindok 85 MMSCFD & Senoro 250 MMSCFD
3. Matindok Gas Development
Target: monetasi gas area Matindok 105 MMSCFD
4. WMO POD Integrasi-1
Target: monetasi temuan cadangan migas di WMO
5. Senoro Gas Development
Target: monetisasi gas area Senoro 310 MMSCFD
6. Ulubelu unit 3 & 4
Target: pengembangan potensi geothermal
2. Efisiensi Di Semua Lini
• Reformasi pengadaan minyak mentah & produk minyak (ISC kuat di Jakarta)
• Penekanan losses di semua lini operasi, hulu, kilang, transportasi laut & darat
• Streamlining fungsi-fungsi korporasi
• Sentralisasi pengadaan
• Sentralisasi marketing
Sejumlah langkah yang ditempuh Pertamina antara lain adalah reformasi pengadaan minyak mentah dan produk minyak, sentralisasi pengadaan, sentralisasi pemasaran, dan pembenahan tata kelola arus minyak.
3. Peningkatan Kapasitas Kilang & Petrokimia
• Upgrade kilang (Refinery Development Master Plan)
• Kilang baru (Grass Root Refinery Project)
• Revitalisasi & integrasi kilang swasta
RFCC (Residual Fluid Catalytic Cracking)
Produksi Premium RON 88 dari 61 MB/hari menjadi 91 MB/hari.
Produksi LPG dari 440 TSD menjadi 950 TSD.
Penyerapan Tenaga Kerja mencapai 9,100 tenaga kerja.
TPPI Terintegrasi
Menyerap hingga 700 pekerja
Produksi Premium 61,000 barel/hari
Produksi HOMC 10,000 barel/hari
Produksi LPG 480 MT/hari
PLBC (Proyek Langit Biru Cilacap)
RON88 91,000 barel/hari
RON92 91,000 barel/hari
Penyerapan Tenaga Kerja 400-900 Pekerja
RDMP (Refinery Development Master Plan) & GRR (Grass Root Refinery)
1,0 juta/BPSD 2015
4. Pengembangan Infrastruktur dan Marketing
• Peningkatan kapasitas storage & terminal
• Pengembangan jaringan SPBU & pemasaran bertaraf internasional
• Pengembangan infrastruktur receiving & regasifikasi LNG serta SPBG
Pertalite
Total jumlah outlet Pertalite per Desember 2015 sebanyak 2,248 dan 10% Penguasaan pasar Pertalite terhadap total Premium di sejumlah SPBU yang menjual Pertalite.
14 Negara yang menjadi tujuan ekspor Pelumas Pertamina
1. Bangladesh
2. East Timor
3. Malaysia
4. Cambodia
5. Japan
6. Oman
7. South Africa
8. Singapore
9. Nepal
10.Nigeria
11.Thailand
12.Philipines
13.Yemen
14.Australia
Kemampuan Produksi & Distribusi Pertamina Lubricants
1. 530,000 KL/tahun Kapasitas produksi LOBP
2. 17,280 MT/tahun Kapasitas produksi VM
3. 360,000 MT/tahun Base Oil Group III dari kilang Dumai
4. 428,000 MT/tahun Kapasitas produksi LBO Grup I/II
5. ISO 9000,14000 LOBP, ISO 17025 Sertifikasi
Terminal Penerimaan dan Regasifikasi LNG Arun
Produksi gas 1.650 mmscfd
Komitmen pasokan LNG setara 2.500 mmscfd pada 2019
Pipa transmisi gas sampai dengan 2018=2.900 km
Aliansi Strategis
Kerja sama fuel supply agreement dengan PT Adaro Indonesia
Kerja sama fuel facilities agreement dengan PT Indonesia Bulk terminal.
(Sewa & pemanfaatan terminal BBM milik IBT)
Rencana Pembangunan Pipa, Kapal, dan Storage
Penambahan storage BBM: 670.000 KL
Proses pembangunan TBBM: Sambu: 300 .000 KL, Tanjung
Uban: 200.000 KL, Tuban: 100.000 KL, Balongan: 70.000 KL
Penambahan 11 Unit Kapal Milik
1. Pattimura (17,500 dwt),
2. Parigi (17,500 dwt),
3. Pasaman (17,500 dwt),
4. Panderman (17,500 dwt),
5. Papandayan (17,500 dwt),
6. Pangrango (17,500 dwt),
7. Putri (17,500 dwt),
8. Panjang (17,500 dwt),
9. Sanggau (40,000 dwt),
10. Sanana (40,000 dwt),
11. Serui (40,000 dwt).
5. Perbaikan Struktur Keuangan
• Penyelesaian piutang ke negara
• Penyelarasan strategi pembiayaan jangka pendek dan panjang
• Pengelolaan perencanaan & evaluasi investasi
Untuk memperbaiki struktur keuangan, Pertamina antara lain melakukan penyelarasan strategi pembiayaan jangka panjang dan jangka pendek, percepatan penyelesaian piutang ke negara, optimisasi aset non-produktif, kerja sama transaksi lindung nilai valuta asing dengan beberapa bank nasional, dan beberapa implementasi aktivitas roadmap menuju World Class Treasury Centre.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Laba
Laba bersih Perusahaan tahun 2015 mencapai USD1,44 miliar, sedangkan laba untuk pihak pengendali (Pemerintah) sebesar USD1,42 miliar.
EBITDA
EBITDA margin sebesar 12,28% lebih tinggi dibanding target RKAP sebesar 11,54% mengindikasikan terjadinya efisiensi operasi.
Aset
Total aset perusahaan turun sebesar USD5,31miliar disebabkan penurunan signifikan nilai persediaan sebagai dampak penurunan harga minyak mentah.
Liabilitas
Rasio liabilitas jangka panjang terhadap ekuitas Pertamina turun dari 67,97% tahun 2014 menjadi 61,73% pada tahun 2015. Kemudian, rasio liabilitas jangka panjang terhadap aset Pertamina naik dari 24,96% tahun 2014 menjadi 26,15% tahun 2015.
Ekuitas
Realisasi jumlah Ekuitas per 31 Desember 2015 lebih tinggi sebesar USD670 juta atau sebesar 103,6% dari realisasi per 31 Desember 2014.
RENCANA STRATEGIS
Melihat perkembangan aspek-aspek geo-politik dan ekonomi global, Pertamina menyadari bahwa kondisi rendahnya harga minyak mentah dunia masih akan menjadi tantangan utama di tahun 2016, tidak hanya bagi Pertamina, tetapi juga bagi perusahaan-perusahaan migas dan energi lainnya di seluruh dunia. Peningkatan kinerja operasional dan efisiensi di segala lini tetap menjadi tema sentral untuk mengatasi kondisi bisnis yang masih berat di tahun 2016. Perolehan beberapa konsesi pengelolaan blok migas yang telah terminasi dari Pemerintah semakin mengkokohkan keyakinan bahwa Pertamina akan semakin berkembang ke depan. Pengelolaan blok Mahakam oleh Pertamina yang akan dilakukan pada tahun 2018, perpanjangan blok ONWJ, perolehan beberapa blok baru yang telah terminasi menunjukkan bahwa Pemerintah menginginkan Pertamina menjadi perusahaan migas nasional yang bertaraf internasional.
Keberhasilan proyek RFCC Cilacap telah menginspirasi Pertamina untuk melakukan pengembangan kilang-kilang yang lain. Melalui Refinery Development Master Plan (RDMP), kilang-kilang Pertamina akan segera dilakukan pengembangan sehingga mampu meningkatkan kapasitas produksi, kompleksitas dan efisiensi kilang. Kondisi tersebut memberikan harapan bahwa kilang-kilang yang dimiliki Pertamina akan tetap menjadi pilar utama ketahanan energi nasional.
Untuk Mewujudkan tema strategi Pertamina Aggressive Upstream dan Profitable Downstream dalam mendukung tercapainya visi Pertamina yang tertuang dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2015-2019 PT Pertamina (Persero), maka pengembangan strategi korporat diarahkan kepada pencapaian sasaran perusahaan semaksimal mungkin, yang meliputi:
Strategi Sektor Hulu
• Peningkatan cadangan dan produksi migas secara organik melalui kegiatan eksplorasi dan pengembangan, EOR, serta optimasi produksi.
• Peningkatan cadangan dan produksi migas secara organik dan anorganik melalui akuisisi lapangan produksi, lapangan pengembangan, dan lapangan eksplorasi baik domestik maupun luar negeri.
• Pengembangan proyek investasi yang memberikan keuntungan yang maksimal pada periode lima tahun mendatang (2015-2019).
Strategi Sektor Gas dan Energi Baru Terbarukan
• Menyediakan gas, energi baru dan terbarukan secara selektif dan efisien
• Mengembangkan keandalan infrastruktur dan operational excellence.
• Penyelarasan dan sinergi strategis dengan Direktorat dan Anak Perusahaan lainnya.
• Penetapan prioritas proyek.
• Technology Competitive Advantage.
Strategi Sektor Hilir (Pengolahan dan Pemasaran)
• Pemenuhan kebutuhan produk hilir domestik dengan supply chain yang kompetitif.
• Peningkatan margin hilir melalui peningkatan efisiensi operasional dan produk-produk bernilai tinggi.
• Pengembangan proyek investasi untuk pengembangan kapasitas infrastruktur yang memberikan keuntungan yang maksimal pada periode lima tahun mendatang (2015-2019).
Selain ketiga strategi utama, Rencana Jangka Panjang Perusahaan didukung oleh strategi-strategi penunjang, antara lain meliputi:
• Menerapkan prinsip-prinsip HSE excellence dalam setiap kegiatan perusahaan.
• Menerapkan strategi Integrated Supply Chain (ISC) untuk menjamin pengadaan stok nasional.
• Menyusun Risk Appetite dan Risk Tolerance dalam Corporate Top Risk Profile.
• Meningkatkan kinerja korporasi, unit bisnis dan Anak Perusahaan, melalui penerapan Performance Management System yang lebih baik.
• Menyusun Corporate Portfolio Optimization secara terintegrasi dan komprehensif.
• Mengoptimalkan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (HRIS) berbasis ERP untuk seluruh siklus pengelolaan SDM.
• Mengembangkan Corporate University sebagai “vehicle” dalam menyiapkan sumber daya manusia pada jenjang teknis, operasional, strategik dan visioner.
• Implementasi modul Business Planning and Consolidation (BPC)-MySAP di PT Pertamina (Persero).
• Pengembangan sistem SAP Business Object-CFO Dashboard, untuk mendukung kecepatan
Dan ketersediaan informasi yang terstandardisasi bagi pengambil keputusan yang mobile.
• Pengembangan office center yang smart, green dan iconic
• Program Internal Control over Financial Reporting (ICoFR) untuk mendorong penerapan internal control di Pertamina sesuai dengan standar IFRS (International Financial Reporting Standard).
• Meningkatkan implementasi tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).
• Mendorong perubahan berbasis Information Communication & Technology (ICT) dan shared services.
• Pemenuhan kebutuhan barang dan jasa berbasis Supply Chain Management.
* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id