DANA PENSIUN BANK NEGARA INDONESIA

DANA PENSIUN BANK NEGARA INDONESIA Laporan Tahunan 2016

TUMBUH KOKOH SEJAHTERA

PERFORMANCE HIGHLIGHT

Hasil Usaha Bersih Sebesar Rp.502,77 Milyar

Kinerja Keuangan Dana Pensiun BNI tahun 2016 membukukan hasil usaha bersih sebesar Rp.502,77 Milyar, Rasio Kecukupan Dana (RKD) masih funded (dhi. 104,45%) dengan tingkat Return On Investment (ROI) diatas 18%. Total Aktiva Dana Pensiun BNI tahun 2016 mencapai Rp. 6.290,32 Milyar, meningkat 12,86% dari Total Aktiva pada akhir tahun 2015 sebesar Rp. 5.573,24 Milyar. Sejalan dengan pencapaian kinerja tersebut, pada tahun 2016 Dana Pensiun BNI juga menorehkan prestasi yang membanggakan dengan kembali memperoleh Penghargaan dari Asosiasi Dana Pensiun Indonesia sebagai Dana Pensiun DPPK – PPMP terbaik kategori Aset di atas Rp. 5 triliun dan juga meraih predikat ”Best Of The Best” dari seluruh kategori Dana Pensiun di Indonesia untuk kinerja tahun 2015.

FINANCIAL HIGHLIGHT

Aset Neto
Total Aset Neto pada akhir tahun 2016 sebesar Rp6.290.320.426.368,- atau meningkat 12,87% (Rp717.077.717.462,- ) dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2015 yang sebesar Rp5.573.242.708.906.

Hasil Usaha Setelah Pajak
Total Pencapaian Kinerja Hasil Usaha Bersih Setelah Pajak untuk tahun buku 2016 adalah sebesar 121,80% (502.907.622.336), melampaui Rencana Bisnis Dana Pensiun Tahun 2016.

RENCANA STRATEGIS

Pertumbuhan ekonomi indonesia di tahun 2017 telah diantisipasi secara mendalam seiring dengan diluncurkannya paket kebijakan ekonomi pemerintah sepanjang tahun 2015-2016, mulai efektif berlaku bagi ekonomi Indonesia. Keberhasilan Program Amnesti Pajak di kedua setengah dari 2016 sudah melayani untuk meningkatkan kepercayaan investor dan Pemain bisnis indonesia Selanjutnya, kebijakannya mulai menghasilkan lebih banyak ruang fiskal bagi pemerintah sehingga bisa melanjutkan agresifnya pembangunan infrastruktur dan program reformasi ekonomi yang telah telambat pada semester kedua tahun 2016 karena penurunan dalam pengumpulan pendapatan yang menyebabkan pemotongan anggaran dan belanja. Dorongan baru ini pada akhirnya harus menarik lebih banyak investasi dan mendorong ekonomi negara maju untuk memperbaiki pertumbuhan PDB.