Strategi Surveyor Indonesia dalam Menjawab Tantangan

Cover Laporan Tahunan PT Surveyor Indonesia (Persero) 2017
Cover Laporan Tahunan PT Surveyor Indonesia (Persero) 2017 | Dok. PTSI

PT Surveyor Indonesia (Persero) atau PTSI menilai bahwa menjawab tantangan adalah bagian dari seni manajemen. Kemampuan untuk memetakan tantangan dan menjadikannya sebagai peluang justru akan membawa organisasi Perusahaan ke tingkat yang lebih tinggi.

Hal tersebut dilakukan PTSI dalam menghadapi tantangan situasi pasar sektor Mineral dan Batu Bara serta Migas dan Sistem Pembangkit yang kurang menggembirakan di tahun 2016. PTSI justru mengupayakan peluang pertumbuhan dari sektor lainnya, seperti infrastruktur, yang memang sedang mengalami perkembangan luar biasa pasca kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur oleh Pemerintah.

Strategi Perusahaan di tahun 2016, tertuang secara apik dalam Laporan Tahunan 2016 yang mengambil tema “Seizing Opportunities, Overcoming Challenges” atau “Memperluas Peluang, Menjawab Tantangan” yang terasa begitu tepat untuk menggambarkan upaya PTSI dalam menjawab tantangan yang ada.

Melalui strategi perluasan peluang sektor yang ada, PTSI berupaya untuk terus meningkatkan level kompetensinya dan membawa organisasi Perusahaan untuk dapat mengoptimalkan potensinya di tahun 2016.

Dari strategi yang diterapkan pada tahun 2016, Pendapatan Usaha PTSI mencatat pencapaian Rp848,61 miliar atau 88,94% dari anggarannya sebesar Rp954,12 miliar. Sementara Laba Bersih Tahun Berjalan mencapai Rp89,80 miliar atau 89,67% dari anggarannya yang sebesar Rp100,15 miliar. Adanya deviasi pada kedua indikator kinerja usaha tersebut disebabkan captive market PTSI, yaitu sektor bisnis Migas dan Sistem Pembangkit serta Mineral dan Batu Bara sebagai penyumbang pendapatan PTSI belum juga menunjukkan momentumnya untuk kembali.

Sektor bisnis Migas dan Sistem Pembangkit mencatat pencapaian 87,18%, sementara sektor Mineral dan Batu Bara mencapai 84,56% dari target anggaran tahun 2016. Demikian pula dengan sektor bisnis penguatan institusi kelembagaan yang juga mencatat pencapaian di bawah anggaran sebesar 86,52%. Sedangkan sektor bisnis infrastruktur pencapaian di atas anggaran sebesar 107,10%. Pemotongan, penundaan, dan pembatalan proyek-proyek APBN di tahun 2016 menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hilangnya potensi pendapatan dari kedua sektor tersebut.

Dalam Laporan Tahunan PTSI 2016 yang terdiri dari 520 halaman dengan balutan warna biru tosca, tersaji secara rinci perihal kinerja keuangan dan operasional Perusahaan selama tahun 2016. Dalam bab Ikhtisar Keuangan Penting, PTSI secara komprehensif menampilkan informasi keuangan yang mencakup laporan laba rugi dan penjualan bersih, selama lima tahun terakhir (2012-2016), lengkap dengan tabel dan grafik.

Hal penting lainnya yang tercantum dalam Laporan Tahunan PTSI 2016, yakni ulasan perihal Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG). Dijelaskan, di samping infrastruktur GCG, PTSI telah memiliki sejumlah softstructure atau struktur perangkat lunak berupa peraturan Perusahaan terkait penerapan GCG dalam lingkup internal maupun eksternal Perusahaan.

Tak lupa, PTSI juga mengulas perihal tanggung jawab sosial Perusahaan dan pengelolaan lingkungan. Dimana ulasan tersebut menjelaskan berbagai program atau segmen terkait lingkungan hidup, K3 (kesehatan dan keselamatan kerja), kegiatan serta pengembangan sosial dan kemasyarakatan.

Laporan Tahunan PTSI 2016 ini seolah ingin menjelaskan secara rinci dan transparan perihal pencapaian yang berhasil ditorehkan Perusahaan melalui strategi memperluas peluang dalam menjawab tantangan untuk kelangsungan usaha Perusahaan. (DD)