Esensi: Kinerja Makin Moncer, Pembentukan Bank BUMN Syariah Skala Besar Kian Serius

ilustrasi
Bank BNI Syariah, salah satu Bank BUMN yang berbasis Keuangan Syariah | Dok. Bank BNI Syariah

Pemerintah melalui Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) berencana untuk melakukan pembentukan bank syariah skala besar, yang mana hal itu sudah masuk ke dalam Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (AKSI). Peta arah pengembangan keuangan syariah di Indonesia, ini telah disepakati dalam Rapat Pleno KNKS bersama anggota dewan pengarah yang dipimpin oleh Presiden, tahun lalu.

Rencana ini, kabarnya akan melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni anak usaha syariah dan unit usaha syariah (UUS) bank BUMN, dengan membentuk Bank BUMN Syariah. Seperti diketahui, anak usaha perbankan BUMN yang bergerak di bidang keuangan syariah antara lain, PT Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah), PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah), PT Bank BRI Syariah (BRI Syariah), dan Unit Usaha Syariah Bank BTN (BTN Syariah).

Esensi Berita:

  1. Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan, Kementerian BUMN, Gatot Trihargo, mengatakan sudah melakukan pertemuan dengan KNKS mengenai hal tersebut. “Kita bicara detail dengan mereka untuk (tahu) apa saja sih yang bisa kita support untuk KNKS. Nanti kita akan duduk bareng lagi yang pentingnya apa,” kata Gatot, seperti dilansir dari Merdeka.com, Minggu (17/2/2019).
  2. Dia mengungkapkan ada banyak pilihan yang bisa diambil untuk membentuk bank syariah tersebut. “Dulu kita road map kita kan ada bank syariah yang besar jadi BUMN. Apakah punya satu atau dua. Atau ada listing dan lain-lain," ujarnya.
  3. Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Ma'ruf Amin, menyampaikan, mengutip laporan Global Islamic Economy Report tahun 2018, industri keuangan syariah Indonesia sudah menduduki peringkat ke-10 secara global.
  4. Namun, pertumbuhannya saat ini belum dapat mengimbangi pertumbuhan keuangan konvensional. Dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2018, pangsa pasar keuangan syariah Indonesia masih di angka 8,47%, sementara pangsa pasar perbankan syariah sebesar 5,70%. “Pasar keuangan syariah Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, jadi harus terus dikembangkan untuk mengimbangi pertumbuhan keuangan konvensional,” kata Ma'ruf Amin, seperti dikutip dari Beritasatu.com, Minggu (17/2/2019).

Info Terkait:

  1. Kinerja anak usaha syariah dan unit usaha syariah (UUS) bank BUMN terus meningkat. Ambil contoh BNI syariah yang per akhir 2018 lalu berhasil mengantongi laba sebesar Rp416 miliar atau naik 35,67% dibanding capaian tahun 2017. Seperti dilansir Kontan.co.id, Minggu (17/2/2019), Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo, mengatakan kenaikan laba ini ditopang oleh ekspansi pembiayaan, peningkatan fee based serta optimalisasi rasio dana murah.
  2. Selain BNI Syariah, Mandiri Syariah di tahun lalu juga membukukan kinerja membaik kendati belum terlalu tinggi, dengan membukukan total pembiayaan sebesar Rp66,53 triliun atau tumbuh 9,61 secara yoy. Walau pertumbuhan di tahun lalu relatif hanya satu digit, bank syariah terbesar di Tanah Air ini tetap berhasil mengantongi laba setelah pajak menembus Rp547,4 triliun atau tumbuh 49,82% yoy.
  3. Tidak ketinggalan, BTN Syariah yang sepanjang tahun lalu juga mencatatkan pertumbuhan. Kepala Divisi Syariah Bank BTN, Joni Prasetyanto, menyampaikan total aset UUS per 2018 mencapai Rp28,5 triliun. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sekitar 21,84% dibandingkan pencapaian pada periode tahun 2017 sebesar Rp23,39 triliun.
  4. Sementara dari sisi NPF, UUS BTN per akhir 2018 lalu membukan pembiayaan bermasalah 2,45% secara gross. Nah, bila dibandingkan dengan periode Desember 2017 jumlah ini melompat tinggi dari 0,95% atau naik 150 basis poin (bps).(DD)