Jangan Mendongeng, Annual Report Bukan Karya Fiksi

|

Sekalipun harus memiliki rangkaian kalimat yang ramah dibaca bagi seluruh pembacanya, annual report bukanlah sebuah buku yang ‘normal’. Sebagai penulisnya, Anda dituntut untuk bisa menghadirkannya tanpa nilai drama di dalamnya.

Memang annual report adalah sebuah ‘karya seni’ bagi sebuah perusahaan, tapi bukan berarti harus dibuat layaknya sebuah buku best seller. Di bawah ini adalah alasan kenapa annual report berbeda dengan karya fiksi:

1. Tidak memiliki nama penulis personal
2. Tanpa jalan cerita, konflik, dan karakter tokoh
3. Tidak memiliki babak awal dan babak akhir
4. Hanya bisa berperan sebagai sudut pandang orang ketiga
5. Tidak boleh berandai-andai
6. Semua yang tertulis adalah apa yang telah terjadi
7. Tidak ada cerita personal di dalamnya
8. Ditulis berdasarkan fakta perusahaan
9. Tidak boleh menggunakan bahasa tutur
10. Kalimat selalu formal, tidak boleh ada kata slang
12. Berkata logis, tidak puitis
13. Menghindari perumpamaan
14. Tidak ada ilustrasi suasana, waktu, dan seseorang
15. Memuat grafik dan tabel sebagai pelengkap kata

Dengan memahami perbedaan di atas, perusahaan diharapkan dapat memastikan ketebalan annual report yang dibuatnya tidak menjelma jadi sebuah buku novel fiksi. Itulah sebabnya dalam membuatnya dibutuhkan data yang lengkap dan konkrit untuk diurai menjadi kalimat.

Keterbukaan perusahaan juga menjadi kunci sukses informatifnya sebuah annual report. Dengan semakin terbukanya perusahaan, maka akan semakin mudah bagi penulis annual report menyajikan informasi yang lengkap sesuai fakta.

Demi laiknya annual report di mata pembaca, perusahaan tidak bisa memaksa penulis annual report untuk ‘mendongeng’ demi menutupi kekurangan informasi yang diberikan. Jika ada informasi yang tidak sesuai fakta ditulis dalam sebuah annual report, maka reputasi perusahaan pun semakin dipertanyakan.