XL Axiata Berencana Lakukan Refinancing Utang Rp2,6 Triliun

ilustrasi
XL terus memperluas jaringan di luar Jawa | Dok. XL Axiata

Tahun ini, PT XL Axiata Tbk (EXCL) berencana untuk melakukan refinancing utang Perusahaan, dengan total Rp 2,6 triliun. Aksi ini dilakukan untuk menjaga rasio utang Perusahaan dalam angka yang wajar.

Direktur Keuangan XL Axiata Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin, menyatakan bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan opsi pendanaan itu. Saat ini dipertimbangan antara pinjaman perbankan maupun penerbitan obligasi. “Kami juga masih akan melihat pasar,” kata Adlan, sepeti dikutip Kontan.co.id, Minggu (11/3/2018).

Adlan menambahakan, Perusahaan secara bertahap akan mengurangi utang jatuh tempo. Yang terdekat, Persuasahaan berencana refinancing utang jatuh tempo sebesar Rp1,04 triliun pada Mei.

Selain itu, tahun ini Perusahaan juga memiliki utang jatuh tempo lainnya. Pada 2 Desember 2018, Sukuk Ijarah Berkelanjutan I XL Axiata Tahap I tahun 2015 seri B juga jatuh tempo. Utang dengan tenor 3 tahun ini, memiliki bunga 10,25%. Nilai utang ini sebesar Rp258 miliar.

Sampai 2017, Perusahaan tercatat memiliki total liabilitas sebesar Rp34,69 triliun. Liabilitas itu terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp15,23 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp19,46 triliun. Sedangkan jumlah ekuitas Perusahaan sampai dengan 2017 sebesar Rp21,63 triliun.

Terkait dengan waktu penerbitan fasilitas pendanaan untuk refinancing, Adlan belum berani berkomentar banyak. Menurutnya, Perusahaan juga sedang mencari momentum penerbitan yang tepat. Sebelumnya, XL Axiata juga sempat merestrukturisasi utang jatuh tempo sebesar Rp1,2 triliun. “Kami sudah membayar yang Rp1,2 triliun pada Januari,” ucap Adlan.

Sementara itu, XL Axiata terus fokus terkait pembangunan jaringan telekomunikasi pada tahun 2018. Keseriusan ini dilihat dari besarnya alokasi belanja modal (Capital Expenditur/Capex) XL di 2018 sebesar Rp7 triliun, 60% atau Rp4,3 triliun di antaranya akan digunakan untuk membangun jaringan di luar Pulau Jawa.

“60% dari belanja modal tahun ini, yaitu Rp7 triliun itu akan digunakan untuk membangun di luar Pulau Jawa,” ujar Direktur Independen XL Axiata Yessie D. Yosetya, dalam keterangannya yang dilansir Detik.com, Minggu (11/3/2018).

Sebagai informasi, pada 2016, Perusahaan hanya membangun 84 ribu unit Base Transceiver Station (BTS). Di tahun berikutnya, Perusahaan meningkatkan jumlah BTS-nya hingga 101 ribu unit dan tersebar di seluruh Indonesia.

Hasilnya, penetrasi smartphone di jaringan XL meningkat 72% pada 2017. Lalu, peningkatan trafik data karena layanan 4G diklaim menjadi yang tertinggi di industri hingga berdampak pada laba bersih yang meningkat 100% dibandingkan tahun 2016.(DD)