Semester I 2016, BNI Raih Laba Bersih Rp4.37 Triliun

Ilustrasi
Ilustrasi | Istimewa

Sepanjang semester I 2016, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp4,37 triliun, meningkat 79,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp 2,43 triliun.

BNI juga meraup pendapatan bunga bersih sebesar Rp13,91 triliun, tumbuh 11,7 persen dibandingkan dengan perolehan paruh pertama tahun lalu yang sebesar Rp12,45 triliun. Demikian pula dengan pendapatan non bunga, naik 28,7 persen menjadi Rp4,43 triliun dari Rp3,44 triliun.

“Kenaikan laba yang tinggi ini dikarenakan ekspansi kredit yang tinggi. Ditambah juga karena adanya penurunan biaya pencadangan selanjutnya efisiensi bisa dipertahankan,” jelas Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni, Jumat lalu di Jakarta.

Di lini perkreditan, hingga akhir Juni 2016 BNI menyalurkan pembiayaan sebesar menjadi Rp357,22 triliun, tumbuh 23,8 persen dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu Rp288,72 triliun.

Peningkatan angka kredit ini dorong oleh kredit bisnis banking produktif yang tunbuh 25,6 persen, dari Rp207,58 triliun pada semester I 2015 menjadi Rp260,7 triliun.

Tidak hanya itu, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BNI juga mengalami kenaikan, dari 2,7 persen pada Desember 2015 menjadi 3 persen. Dan kedepannya, BNI melihat masih ada potensi tren kenaikan NPL mengingat kondisi perekonomian yang belum stabil hingga saat ini

Dengan demikian, untuk mengatasi kredit bermasalah (coverage ratio), BNI meningkatkan rasio cakupannya dari 138,6 persen pada kuartal II-2015 menjadi 142,8 persen pada kuartal II-2016.

"NPL trennya mengalami kenaikan. Angka 3 persen ini merupakan NPL yang tertinggi. Tapi kita berharap ke depan NPL semakin menurun. Kita targetkan di bawah 3 persen. Kita akan mengambil langkah strategis guna membereskan kredit yang terindikasi bermasalah," pungkasnya. (IDR)