Pada minggu pertama di bulan Maret 2018, terdapat aksi korporasi dan pencapaian perusahaan terkait capaian kinerja tahun lalu. Beberapa diantaranya behasil mencatatkan raihan laba maupun pendapatan yang cukup signifikan serta capaian kontrak yang berhasil dibukukan perusahaan, dalam dua bulan pertama tahun ini.
Terkait aksi korporasi, salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor industri farmasi, mengembangkan bisnisnya ke manca negara dengan mengakuisisi salah satu perusahaan farmasi Arab Saudi.
PT Kimia Farma (Persero) Tbk: Ekspansi, Kimia Farma Resmi Mengakuisisi 60% Saham Perusahaan Farmasi Arab Saudi
Kimia Farma resmi mengakuisisi perusahaan Arab Saudi di bidang farmasi, yakni Dawaa Medical Limited Company (Dawaa). Perseroan mengambil alih 60 persen saham Dawaa senilai 38 juta riyal Arab Saudi, dengan skema penerbitan saham baru.
Hal ini merupakan langkah awal bagi Perseroan dalam melakukan ekspansi bisnisnya ke tanah Arab. Dari akuisisi tersebut, maka perusahaan Dawaa berganti menjadi Kimia Farma Dawaa dan menjadi entitas baru di grup Kimia Farma yang beroperasi di Arab Saudi.
Kimi Farma menggunakan sumber dana untuk aksi korporasi ini dari hasil penerbitan surat utang. Di mana Perseroan telah menerbitkan Surat Utang Jangka Menengah atau Medium Term Notes (MTN) pada tahun lalu sebesar Rp400 miliar.
PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk: Naik 41,7%, Bank Woori Saudara Indonesia Bukukan Perolehan Laba Rp309 Miliar
Bank Woori Saudara berhasil meraih kinerja positif di sepanjang tahun 2017, dengan mencatat realisasi laba sebesar Rp309 miliar. Angka tersebut mengalami kenaikan yang cukup signifikan bagi Perseroan, yakni 41,7% dibanding laba di akhir 2016 (year on year).
Kenaikan laba ini disumbang naiknya pendapatan bunga bersih sebesar 20% menjadi Rp1,08 triliun. Seiring kenaikan pendapatan bunga bersih, biaya operasional bank hanya naik tipis 1,4% menjadi Rp735 miliar.
Adapun dari fungsi intermediasi, penyaluran kredit selama 2017 naik 14,4% menjadi Rp18,7 triliun. Kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) bank ini stagnan di level 1,5%. Sedangkan pencadangan kredit macet turun 14% menjadi Rp155 miliar.
PT Bank BRI Syariah: Bidik BUKU III, BRI Syariah Bakal Lepas 30% Saham di Lantai Bursa
BRI Syariah tak lama lagi akan segera menjual sahamnya ke publik melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rencananya, Perseroan bakal melepas sebanyak 30% sahamnya dengan menargetkan raihan dana sebesar Rp1 triliun.
Langkah ini dilakukan agar Perseroan bisa naik kelas ke Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III. Ini juga untuk mendukung rencana ekpansi kredit Perseroan.
Sebagai informasi, BUKU III merupakan bank dengan modal inti antara Rp5 triliun hingga kurang dari Rp30 triliun. Di mana saat ini bank terbagi ke dalam empat kategori BUKU.
PT Timah Tbk: Naik 99%, PT Timah Berhasil Membukukan Laba Sebesar Rp502 Miliar
PT Timah berhasil mencapai kinerja terbaiknya dengan peningkatan laba tahun berjalan sebesar 99% menjadi Rp502 miliar untuk periode 31 Desember 2017. Perseroan pun berhasil mencatat peningkatan EBITDA sebesar 38% menjadi Rp1,447 miliar.
Selama tahun 2017 Perseroan mencatatkan peningkatan volume penjualan logam timah sebesar 12% menjadi 29,914 Mton di tahun 2017. Di samping itu, Perseroan juga berhasil mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp9,2 triliun atau meningkat sebesar Rp2,2 triliun dari periode yang sama tahun 2016. Peningkatan pendapatan ini didorong oleh peningkatan permintaan logam timah dunia dan peningkatan harga jual rata-rata logam timah.
Tercatat selama tahun 2017 konsumsi logam timah dunia mengalami peningkatans sebesar 3,2% terutama di negara Jepang, Eropa dan Amerika Serikat sehingga sampai dengan 31 Desember 2017 volume penjualan logam timah Perseroan mengalami peningkatan sebesar 12% menjadi 29,914Mton dari tahun sebelumnya sebesar 26,677 Mton. Sementara itu kenaikan harga jual rata-rata Perseroan meningkat sebesar 11% menjadi $20,429/t dari tahun sebelumnya sebesar $18,408/t.
PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk: Tumbuh 102,09%, Wika Gedung Mengantongi Pendapatan Rp3,90 Triliun
Wika Gedung berhasil mencatat pendapatan sebesar Rp3,90 triliun di sepanjang tahun 2017 kemarin. Angka tersebut tumbuh cukup signifikan, yakni sebesar 102,09% dibanding priode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,93 triliun.
Lonjakan pendapatan tersebut ditopang pertumbuhan pesat segmen bisnis jasa konstruksi yang melesat 94% year-on-year (yoy). Sebab, segmen ini memiliki porsi pendapatan mencapai 94,20%. Di sisi lain, segmen properti yang hanya berkontribusi 3,80% terhadap total pendapatan juga mencatat pertumbuhan fantastis yaitu sebesar 526,25% yoy.
Akun pendapatan lainnya juga mencatat pertumbuhan sepanjang periode Januari-Desember 2017. Perseroan mencatat pendapatan lainnya meningkat 87,87% yoy menjadi Rp29,67 miliar berkat naiknya pendapatan dari bunga deposito dan jasa giro, perolehan laba selisih kurs, serta pendapatan rupa-rupa. Hal ini yang membuat laba ikut melonjak sebesar 105,88% dari Rp143,23 miliar menjadi Rp294,87 miliar di tahun 2017.
PT Smartfren Telecom Tbk: Smartfren Cetak Pertumbuhan Pendapatan Menjadi Rp4,67 Triliun
Smartfren berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan di sepanjang tahun 2017. Meski dari sisi laba, Perusahaan masih belum mampu keluar dari jerat kerugian, yang disebabkan oleh beberapa faktor.
Emiten berkode saham FREN ini berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 28,35% year-on-year (yoy) menjadi Rp4,67 triliun di banding tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp3,64 triliun.
Pendapatan lainnya juga sedikit bertambah dari Rp12,963 miliar pada 2016 menjadi Rp18,147 miliar pada 2017. Ditambah lagi keuntungan lainnya tercatat sebesar Rp134,201 miliar pada 2017 dibandingkan kerugian lainnya sebesar Rp67,784 miliar pada 2016.
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk: Hingga Februari, PT PP Kantongi Kontrak Baru Senilai Rp5,2 Triliun
PT PP berhasil meraih perolehan kontrak baru senilai Rp2,86 triliun pada bulan Februari 2018. Penambahan kontrak baru ini terdiri dari hasil kontrak yang diraih PT PP induk Rp2,65 triliun dan entitas-entitas anak sebesar Rp215 miliar.
Dengan raihan kontrak tersebut, maka total kontrak baru perusahaan sampai Februari 2018 sudah mencapai Rp5,2 triliun atau meningkat 20% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan, total kontrak yang dihadapi atau order book PT PP per Februari 2018 sebesar Rp63,3 triliun, terdiri dari kontrak baru Rp5,2 triliun dan carry over 2017 senilai Rp58,1 triliun.
PT Bank Central Asia Tbk: Tumbuh 13,1%, BCA Bukukan Peningkatan Laba Menjadi Rp23,3 Triliun
BCA dan para entitas anak mengumumkan kinerja keuangan konsolidasi pada tahun 2017. Perseroan berhasil menutup tahun 2017 dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 13,1% mencapai Rp23,3 triliun dibandingkan Rp20,6 triliun pada tahun sebelumnya.
Pendapatan operasional yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya tumbuh 6,0% menjadi Rp57,0 triliun pada tahun 2017, dibandingkan Rp53,8 triliun pada tahun 2016. Pendapatan bunga bersih BCA meningkat 4,1% menjadi Rp41,8 triliun sedangkan pendapatan operasional lainnya tumbuh 11,5% menjadi Rp15,1 triliun pada tahun 2017.
Adapun pada akhir tahun 2017, dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp581,1 triliun, meningkat 9,6% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp530,1 triliun. Dana CASA berkontribusi 76,3% dari total dana pihak ketiga BCA dan tercatat sebesar Rp443,7 triliun pada akhir tahun 2017. Di dalam komposisi CASA, dana giro tumbuh 9,7% menjadi Rp151,3 triliun dan dana tabungan naik 8,2% menjadi Rp292,4 triliun.
PT XL Axiata Tbk: XL Axiata Berhasil Kantongi Keuntungan Rp375 Miliar
XL Axiata berhasil membukukan keuntungan Rp375 miliar untuk tahun buku 2017. Rencananya, keuntungan tersebut akan dialokasikan untuk investasi guna mengembangkan bisnis Perusahaan.
Keuntungan yang berhasil diraih tersebut adalah hasil dari berbagai strategi bisnis Perusahaan dalam meningkatkan jumlah pelanggan. Meningkatnya keuntungan tersebut tidak lepas dari strategi pemasaran XL Axiata.
Dibaginya segmen pelanggan dalam penawaran pelayanan meningkatkan animo masyarakat untuk memilih XL Axiata sebagai operator selulernya. Dengan adanya pembagian segmen tersebut, pertumbuhan pelanggan 4G meningkat secara signifikan. Karena itu, XL Axiata akan ekspansi layanan 4G di berbagai wilayah di luar Pulau Jawa pada 2018.
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk: Penjualan Meningkat, PGN Kantongi Pendapatan Sebesar US$2,97 Miliar
Sepanjang tahun 2017, PGN berhasil membukukan pendapatan sebesar US$2,97 miliar, atau mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$2,93 miliar.
Pendapatan Perseroan terutama diperoleh dari hasil penjualan gas sebesar US$2.404,6 juta dan penjualan minyak dan gas sebesar US$472,8 juta. Adapun laba operasi pada tahun 2017 sebesar US$377,01 juta. Kemudian, laba bersih sebesar US$143,1 juta atau Rp1,92 triliun (kurs rata-rata Rp 13.381,-). EBITDA sebesar US$830 juta, naik sebesar US$23 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$807 juta.
Selama periode Januari-Desember 2017, PGN juga telah menyalurkan gas bumi sebesar 855,5 BBtud dengan perincian, volume gas distribusi sebesar 771,55 BBtud, dan volume transmisi gas bumi sebesar 83,95 BBtud.
PT Bank Mandiri Syariah: Bank Syariah Mandiri Bukukan Peningkatan Dana Pihak Ketiga Menjadi Rp77,90 Triliun
Bank Mandiri Syariah membukukan kinerja yang ycukup positif dengan pertumbuhan di hampir semua indikator bisnis bank seperti aset, dana pihak ketiga (DPK), pembiayaan dan kualitas pembiayaan dan muaranya adalah pertumbuhan laba Perusahaan.
Sampai dengan akhir Triwulan IV-2017, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun Perusahaan berhasil tumbuh sebesar 11,37% (year on year) atau meningkat sebesar Rp7,95 triliun dari Rp69,95 triliun per Desember 2016 menjadi Rp77,90 triliun pada Desember 2017.
Peningkatan DPK mendorong aset Mandiri Syariah per Desember 2017 naik 11,55% (yoy) menjadi Rp87,94 triliun dibandingkan sebesar Rp78,83 triliun per posisi Desember 2016.
PT Gudang Garam Tbk: Gudang Garam Serius Bangun Bandar Udara di Kediri
Gudang Garam menyatakan keseriusannya membangun bandar udara di Kediri, Jawa Timur. Perseroan pun mengaku siap untuk membiayai penuh proyek bandara tersebut dengan menanggung seluruh investasi proyek ini sebagai bentuk tanggungjawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR).
Perseroan sudah meminta izin ke Kementerian Perhubungan (Kemhub) untuk membangun bandara di Kediri. Gudang Garam akan menghibahkan 100% bandara ini dan bukan merupakan bisnis baru Perseroan.
Gudang Garam pun telah menyiapkan lahan dan membeli tanah seluas 2,68 juta meter persegi dengan nilai mencapai Rp845,31 miliar pada Agustus 2017 lalu. Kendati demikian, pembangunan bandara ini masih belum bisa diprediksi kapan bisa dimulai.(DD)