Korporasi Sepekan: Bank Permata, Pupuk Indonesia dan Wika Beton Berhasil Meraih Laba, Pegadaian Bukukan Aset Hingga Rp48,6 Triliun

ilustrasi
Jajaran Komisaris dan Direksi Wika Beton saat melihat salah satu proyek yang menggunakan produk dari Perseroan | Dok. Wika Beton

Pada minggu ketiga di bulan Februri 2018, masih terdapat beberapa perusahaan yang merilis capaian kinerja mereka di tahun lalu. Terdapat beberapa hasil yang cukup signifikan yang di raih, terutama dari segi aset dan laba perusahaan. Terutama salah satu perbankan nasional yang berhasil mencatatkan laba di tahun 2017, setelah pada tahun sebelumnya mengalami kerugian.

Selain itu, terdapat pula aksi korporasi yang terjadi pada akhir pekan ketiga Februari, dari ekspansi bisnis ke luar negeri, peningkatan modal, hingga rencana akuisi di tahun ini.

PT Bank Permata Tbk: Setelah Sempat Merugi, Bank Permata Berhasil Bukukan Laba Bersih Rp748 Miliar

Bank Permata akhirnya berhasil membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp748 miliar di sepanjang 2017. Ini merupakan pencapaian yang sangat signifikan, pasalnya, Perseroan sempat mengalami kerugian pada tahun sebelumnya.

Laba bersih tahun 2017 ditopang oleh membaiknya kualitas aset, pertumbuhan kredit yang baik di semester kedua 2017, pemulihan kredit bermasalah dan pengelolaan biaya secara disiplin. Sementara di kuartal IV tahun 2017 kredit tumbuh 5% dari Rp92,8 triliun pada bulan September 2017 menjadi Rp97,6 triliun pada Desember 2017.

Dari aspek struktur pendanaan, rasio CASA tercatat lebih tinggi, yaitu 52% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 47%. Rasio Common Equity Tier 1 (CET-1) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) masing-masing sebesar 15,2% dan 18,1%, dibanding 11,8% dan 15,6% pada periode yang sama tahun lalu, tercatat jauh lebih tinggi dari yang ditetapkan regulator.

PT Pupuk Indonesia (Persero): Pupuk Indonesia Kantongi Laba Sebesar Rp2,3 Triliun di 2017

Pupuk Indonesia berhasil mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2017, dengan membukukan raihan laba yang cukup mengesankan hingga mencapai sekitar Rp2,3 triliun.

Adapun volume produksi di tahun 2017, dari total penugasan Pemerintah, Perseroan berhasil menyerap sekitar 97,4 persen. Total penugasan Pemerintah yakni menyalurkan 9.550.000 ton pupuk, dan Perseroan dapat merealisasikan 9.297.956 ton.

Sedangkan untuk total produksi secara keseluruhan pada tahun 2017 sebesar 11.415.118 ton. Pencapaian tersebut naik jika dibandingkan total produksi tahun 2016 sebesar 10.458.617 ton.

PT Wijaya Karya Beton Tbk: Wika Beton Bukukan Kenaikan Laba Menjadi Sebesar Rp337,12 Miliar

Wika Beton berhasil membukukan kinerja yang positif di sepanjang tahun 2017, dengan mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar Rp64,11. Angka ini meningkat sekitar 23,48% jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Laba bersih Perseroan pada 2017 tercatat sebesar Rp337,12 miliar dari sebelumnya yakni sebesar Rp273 miliar. Laba bersih tersebut, tidak terlepas dari pendapatan usaha Perseroan yang mengalami peningkatan menjadi Rp5,36 triliun dari sebelumnya Rp3,48 triliun. Dengan demikian, laba bersih per saham Perseroan pun naik menjadi Rp38,68 dari sebelumnya Rp31,32.

Perseroan juga mencatat kenaikan aset menjadi Rp7,06 triliun dari sebelumnya Rp4,66 triliun. Aset tersebut, terdiri dari aset lancar sebesar Rp4,35 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp2,71 triliun.

PT Pegadaian (Persero): Pegadaian Berhasil Membukukan Aset Hingga Rp48,6 Triliun

Pegadaian berhasil mencatatkan pertumbuhan aset di sepanjang tahun 2017, yand di dorong dari peningkatan outstanding pinjaman yang dilakukan Perseroan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai akhir tahun 2017, Pegadaian berhasil membukukan aset sebesar Rp48,6 triliun. Jumlah ini naik tipis dari capaian pada akhir tahun sebelumnya yang sebanyak Rp46,9 triliun.

Pertumbuhan aset ini seiring dengan outstanding pinjaman yang diberikan mencapai Rp37,06 triliun. Meningkat dari akhir 2016 yang sebanyak Rp35,58 triliun.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk: Di Atas Rata-rata, BTN Catat Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Sebesar 20,45%

Bank BTN mencatat dana pihak ketiga (DPK) secara keseluruhan sebesar 20,45%, tumbuh di atas rata-rata industri perbankan yang hanya mencapai 9,80%.

DPK ritel yang terdiri dari produk tabungan BTN (Batara, Prima, e'BataraPos, dan deposito ritel) per 14 Februari 2018 tercatat sudah mencapai Rp66,79 triliun. Jumlah tersebut naik 30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp51,38 triliun.

Perseroan terus meningkatkan DPK ritel dengan berbagai macam strategi, seperti program Super Untung Jaman Now. Pada program Super Untung Jaman Now, Bank BTN menyediakan beragam barang kekinian di antaranya iPhone, laptop, kamera mirrorless, dan perangkat audio.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk: Ekspansi, Indofood Rambah Bisnis Gula di Brazil

Indofood berencana mendirikan cicit usaha di Brazil, di mana Indofood Agri Resources Ltd (IndoAgri) melalui anak usahanya, IndoAgri Brazil bersama perusahaan Brazil, JF Investimentos S.A. (JD), sepakat membentuk perusahaan patungan, yakni Canapolis.

Masing-masing pihak akan menyetorkan modal awal sebesar 23,6 juta Brazilian real atau sekira USD7,2 juta atau setara dengan Rp 96,48 miliar. Nantinya, kepemilikan perusahaan tersebut adalah 50%:50%, IndoAgri Brazil telah melakukan setoran modal itu pada 15 Februari 2018.

Canapolis akan fokus pada produksi gula. Perusahaan ini sebelumnya sudah sempat mengakuisisi pabrik gula dengan kapasitas penggilingan tebu 1,8 juta ton.

PT Bank BRISyariah: Tumbuh 211%, BRISyariah Telah Salurkan KPR Sejahtera Rp1,541 Triliun Hingga Akhir 2017

BRISyariah telah menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera, sebesar Rp1,541 triliun per Desember 2017. Tak heran jika BRISyariah pada tahun 2017 dinobatkan sebagai Bank Penyalur Terbesar KPR Sejahtera melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

BRISyariah juga membuktikan komitmennya dalam memberikan kemudahan kepada kaum milenial untuk segera memiliki huniah perdananya. Komitmen ini diwujudkan melalui program KPR Sejahtera dengan dukungan FLPP spesial dengan uang muka (down payment/DP) sebesar 5%.

Program KPR FLPP tercatat mengalami peningkatan sebesar Rp667,6 miliar atau tumbuh sebesar 211% terhadap periode penyaluran pada tahun 2016 sebesar Rp316,1 miliar. Dalam kurun waktu 1,5 bulan sepanjang tahun 2018 ini, BRISyariah telah berhasil menyalurkan Rp51,4 miliar untuk FLPP.

PT Kimia Farma (Persero) Tbk: Siapkan Dana Rp2 Triliun, Kimia Farma Bakal Akuisisi Empat Perusahaan Domestik

Kimia Farma terus mengalami pertumbuhan pendapatan hingga akhir tahun 2017. Perseroan pun berencana untuk mengakuisisi empat perusahaan domestik yang bergerak di sektor farmasi dan kosmetik sebagai langkah menggenjot pertumbuhan anorganik pada 2018.

Perseroan siap mengakuisisi empat perusahaan domestik pada 2018. Langkah tersebut menyusul akuisisi jaringan ritel farmasi Arab Saudi, Dwaa Ltd. Co., yang selesai pada akhir Februari 2018. Empat perusahaan, yang bergerak di bidang farmasi dan kosmetik, telah masuk ke dalam pipeline akuisisi emiten berkode saham KAEF tersebut.

Dana yang dianggarkan untuk ekspansi anorganik pada 2018 senilai Rp2 triliun. Sumber pendanaan yang digunakakan untuk aksi korporasi tersebut berasal dari kas internal dan sindikasi perbankan.

PT PP Properti Tbk: PP Properti Berhasil Kantongi Marketing Sales Rp400 Miliar

PP Properti sukses mengantongi pendapatan pra penjualan alias marketing sales sebesar Rp400 miliar sepanjang Januari 2018. Realisasi marketing sales PPRO di Januari lalu sudah memenuhi 10,5% target pendapatan pra penjualan perusahaan properti ini sepanjang 2018.

Tahun ini, PPRO menargetkan marketing sales bisa tumbuh 25% year on year (yoy) menjadi Rp3,8 triliun. PPRO juga menganggarkan belanja modal Rp1,8 triliun. Sebagian besar dari belanja modal tersebut akan digunakan untuk pembayaran cicilan landbank.

Sementara itu, PP Properti saat ini juga tengah memasarkan produknya di beberapa daerah, antara lain Depok, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Malang. Dari keseluruhan proyek yang berupa apartemen tersebut rata-rata telah terjual 80%.

PT Waskita Toll Road: Anak Usaha Waskita Karya Lakukan Peningkatan Modal di Trans Jabar Tol Sebesar Rp112 Miliar

Anak usaha PT Waskita Karya (persero) Tbk, yakni Waskita Toll Road (WTR) baru saja melakukan peningkatan modal disetor dan ditempatkan secara tunai di PT Trans Jabar Tol (TJT) sebesar Rp112 miliar.

Dengan penambahan modal disetor dan ditempatkan tersebut Perusahaan menggenggam saham sebesar 1,82 juta saham atau 99,99% setara Rp 909,37 miliar.

Penambahan modal tersebut adalah agar kepemilikan WTR pada TJT tidak terdilusi. Sementara itu, sebelumnya WTR juga melakukan peningkatan modal disetor dan ditempatkan di PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM).

PT Vale Indonesia Tbk: Vale Indonesia Produksi 76.807 Ton Nikel Matte di Sepanjang 2017

Vale Indonesia (INCO) mencatat produksi nikel dalam matte sebanyak 76.807 ton sepanjang 2017. Jumlah tersebut lebih rendah atau turun 1% dari realisasi produksi pada 2016 yang mencapai 77.581 ton.

Adapun secara kuartalan, terjadi penurunan di kuartal empat 2017 dibandingan dengan kuartal tiga 2017 maupun periode yang sama tahun lalu. Pada triwulan terakhir 2017 tersebut realisasi produksi INCO sebanyak 19.313 ton nikel dalam matte. Sementara itu, produksi pada kuartal tiga 2017 dan periode yang sama tahun lalu masing-masing sebanyak 20.163 ton dan 19.581 ton nikel dalam matte.

Meskipun produksi lebih rendah, calcine throughput 2017 Perusahaan sebenarnya lebih tinggi 3 persen dari tahun 2016. Namun, Perusahaan mendapatkan grade yang lebih rendah sehingga menurunkan produksi.

PT Asuransi Jasa Indonesia: Jasindo Alami Pertumbuhan Pendapatan Sebesar 40% Melalui Premi Asuransi Konstruksi

Sepanjang tahun 2017, Jasindo tercatat memperoleh pendapatan premi yang berasal dari berbagai proyek konstruksi dan engineering sebesar Rp350 miliar. Angka tersebut tercatat tumbuh 40% dari tahun 2016, yang hanya meraih pendapatan premi dari konstruksi dan engineering sebesar Rp250 miliar.

Jasindo juga mencatat bahwa di tahun 2017 klaim yang dibayarkan sebesar Rp106 miliar. Sementara itu, Jasindo juga tercatat menjadi penanggung tunggal proyek Tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu) dengan nilai pertanggungan Rp4,2 triliun.

Saat ini Perseroan banyak meng-cover proyek infrastruktur milik Pemerintah. Selain Tol Becakayu, Jasindo juga menjadi leader dalam skema ko-asuransi proyek LRT Cibubur-Bekasi-Dukuh Atas dengan nilai pertanggungan Rp10 triliun. (DD)