Bank Syariah Mandiri Bukukan Peningkatan Dana Pihak Ketiga Menjadi Rp77,90 Triliun

ilustrasi
Jajaran Direksi Bank Syariah Mandiri dalam pemaparan kinerja Perusahaan untuk Tahun Buku 2017 | Dok. Bank Mandiri Syariah

Sepenjang tahun 2017, PT Bank Mandiri Syariah membukukan kinerja yang ycukup positif dengan pertumbuhan di hampir semua indikator bisnis bank seperti aset, dana pihak ketiga (DPK), pembiayaan dan kualitas pembiayaan dan muaranya adalah pertumbuhan laba Perusahaan.

“Alhamdullilah, kami bersyukur atas pencapaian tersebut dan berterimakasih kepada stakeholders atas kepercayaannya kepada Mandiri Syariah,” kata Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari, dalam keterangannya yang dilansir dari laman Perusahaan, Sabtu (10/3/2018).

Toni menjelaskan, sampai dengan akhir Triwulan IV-2017, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun Perusahaan berhasil tumbuh sebesar 11,37% (year on year) atau meningkat sebesar Rp7,95 triliun dari Rp69,95 triliun per Desember 2016 menjadi Rp77,90 triliun pada Desember 2017.

“Strategi penghimpunan dana ke depan adalah dengan terus meningkatkan komposisi dana murah yaitu tabungan dan giro untuk menekan cost of fund,” ungkap Toni.

Peningkatan DPK mendorong aset Mandiri Syariah per Desember 2017 naik 11,55% (yoy) menjadi Rp87,94 triliun dibandingkan sebesar Rp78,83 triliun per posisi Desember 2016.

Untuk pembiayaan, sampai dengan Kuartal IV 2017 Mandiri Syariah berhasil menyalurkan sebesar Rp60,69 triliun atau tumbuh 9,20% dibanding Rp55,58 triliun pada Desember 2016. Pertumbuhan pembiayaan tersebut diimbangi dengan perbaikan kualitas pembiayaan yang tercermin dari penurunan NPF Nett turun dari 3,13% menjadi 2,71%.

Sejalan dengan refocusing bisnis bank, segmen ritel mencatatkan pertumbuhan lebih tinggi dibanding wholesale. Segmen ritel yang terdiri atas pembiayaan di bidang Konsumer, Pawning, dan UMKM tumbuh sebesar 11,48% semula Rp30,78 triliun menjadi Rp34,31 triliun.

Adapun pembiayaan segmen corporate tumbuh 5,50% (yoy) semula Rp24,77 triliun menjadi Rp26,13 triliun. Untuk korporat, Mandiri Syariah membidik sektor korporat Murni terutama terkait infrastruktur, BUMN, pendidikan, perkebunan, kesehatan dan supply chain. Sementara untuk pembiayaan segmen UMKM, Mandiri Syariah memiliki portofolio sebesar 21,77%. Sementara Fee Based Income juga tumbuh 9,67% menjadi Rp943 miliar dari semula Rp860 miliar.

“Dengan perkembangan bisnis tersebut, Perusahaan berhasil membukukan laba bersih tahun 2017 sebesar Rp365 miliar atau naik 12,22% (yoy) dari semula Rp325 miliar pada tahun 2016,” jelas Toni.

Toni menambahakan, bahwa pertumbuhan laba ditopang oleh meningkatnya margin bagi hasil bersih dan fee based income yang pada tahun 2017 naik Rp701 miliar atau secara tahunan tumbuh 14,35% menjadi Rp5,58 triliun. Margin bagi hasil bersih tumbuh sebesar Rp617 miliar atau 15,35% (yoy) menjadi Rp4,64 triliun dibandingkan Rp4,02 triliun. Pertumbuhan Margin Bagi Hasil Bersih tersebut di dorong oleh pertumbuhan pembiayaan dan perbaikan kolektibilitas pembiayaan.

Di sisi lain, Perusahaan dapat mengendalikan biaya overhead yang naik hanya  0,26%. Laba operasional meningkat Rp692 miliar atau tumbuh 42,93% menjadi Rp2,30 triliun, terutama karena peningkatan margin bagi hasil bersih dan fee based income.(DD)