Sektor Infrastruktur 2017: Semakin Manis Karena Proyek Strategis

Ilustrasi
Ilustrasi | Candra/Annualreport.id

Realisasi proyek infrastruktur pemerintah membawa multiflier effek ke berbagai aspek. Perekonomian negara tumbuh positif, investasi tumbuh, produktivitas meningkat, konektivitas tentunya juga bertambah, hingga daya saing Indonesia pun lebih kompetitif.

Dari  hasil studi Progressive Policy Institute menunjukkan, setiap US$1 yang dibelanjakan untuk infrastruktur transportasi, berdampak pada pertumbuhan ekonomi sebesar US$1,5-US$2. Sementara dalam kacamata ekonomi, pembangunan infrastruktur adalah proyek strategis. Hasilnya tidak akan segera terasa dalam satu atau dua tahun, namun memberi landasan yang kokoh bagi perputaran lalu-lintas barang dan jasa. Dalam dunia investasi, penyediaan sarana dan prasarana ini menjadi salah satu penilaian indikator kemudahan berusaha di suatu negara termasuk Indonesia.

Oleh karena itu, dalam dua tahun masa pemerintahannya, Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla melakukan pembangunan infrastruktur secara besar-besaran. Ini tercermin dari peningkatan alokasi belanja infrastruktur dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari Rp 177,9 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp 317,1 triliun pada 2016 atau naik 178 persen.

Melalui peraturan yang diterbitkan, yaitu Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, tak kurang dari 226 proyek dirancang. 101 di antaranya adalah proyek pembangunan infrastruktur, yang terdiri dari 52 proyek jalan tol, 13 proyek pelabuhan, 19 proyek kereta api, dan 17 proyek bandar udara.

Proyek-proyek ini tentu membuat beberapa perusahaan BUMN infrastruktur dan konstruksi  sibuk. Selama tiga kuartal 2016, kinerja BUMN ini pun terkerek naik. Hal ini terlihat dari pergerakan saham perusahaan infrastruktur yang melantai di bursa saham banyak dilirik investor. Saham-saham yang bertengger di papan BEI adalah milik PT Waskita Karya (Persero) Tbk dengan kode emiten WSKT, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan kode WIKA, PT PP (Persero) Tbk dengan kode PTPP, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan kode ADHI. Diprediksikan, kinerja perusahaan di sektor ini akan tumbuh hingga 8,1 persen di tahun depan.

Lantas, dari sekian banyak proyek strategis nasional di bidang infrastruktur, apakah hanya perusahaan berpelat merah saja yang mengerjakan dan merasakan manisnya? Bagaimana dengan perusahaan-perusahaan swasta, apakah mereka juga mendapat bagian dari proyek tersebut? Bagaimana pula kinerja keuangan keempat BUMN tersebut? Ikuti terus ulasannya...