Sekretaris Perusahaan PT Astra Otoparts Tbk Handoyo Prasetyo: Saving The Future Growth

ilustrasi
Sekretaris Perusahaan PT Astra Otoparts Tbk Handoyo Prasetyo | Indra Gunawan/annualreport.id

PT Astra Otoparts Tbk, perusahaan spare part otomotif terbesar di Indonesia yang memproduksi dan mendistribusikan beraneka ragam suku cadang kendaraan bermotor roda dua dan roda empat, merupakan salah satu Perusahaan Terbuka yang berfundamental kuat dan berkinerja bagus. Hal ini dapat dilihat dari kinerja keuangannya dari tahun ke tahun yang senantiasa meningkat. Kinerja Astra Otoparts mampu melesat secara signifikan setelah melalui kondisi perekonomian nasional maupun global yang melesu di 2015 lalu.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, laba bersih Astra Otoparts hingga kuartal III 2016 melesat 58 persen menjadi Rp283 miliar dari Rp179 miliar pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Pendapatan bersih emiten berkode AUTO tersebut hingga September 2016 naik 10 persen menjadi Rp9,55 triliun dari pendapatan bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp8,67 triliun. Total aset AUTO per September 2016 naik tipis menjadi Rp14,73 triliun dari total aset per Desember 2015 sebesar Rp14,33 triliun.

Sementara rasio utang pun turun menjadi 2,4 persen. “Rasio utang cukup kecil di bawah 5 persen. Ini semua karena kerja keras,” kata Sekretaris Perusahaan Astra Otoparts Handoyo Prasetyo kepada Annualreport.id.

Lalu, apa sebenarnya strategi Perusahaan yang 80 persen sahamnya dimiliki oleh PT Astra International Tbk dan sebagian lagi oleh publik ini, sehingga mampu membukukan hasil yang cukup positif di 2016 setelah melalui kondisi perekonomian yang melesu di 2015? Apa pula rencana Astra Otoparts di tahun 2017 ini?

Berikut ini wawancara Annualreport.id dengan Handoyo Prasetyo di Kantor Astra Otoparts, Jalan Pegangsaan 2, Kelapa Gading, Jakarta Timur, belum lama ini.

Apa strategi Astra Otoparts pada tahun 2016 lalu sehingga bisa tumbuh secara signifikan?

Strategi kami pada 2016 masih sama dengan tahun sebelumnya. Kami mempunyai strategi jangka panjang, yaitu LEAP, singkatan dari Leverage, operational Excellent in All Aspect dan Product based.

Leap sendiri artinya melompat. Jadi, meski kondisi perekonomian melamban dan mempengaruhi kinerja Perseroan secara keseluruhan, namun Astra Otoparts selalu mengupayakan kinerja yang progresif dan bertumbuh.

Arti untuk Leverage, yaitu Laverage Trading and Position as Preferred OEM Supplier. Maksudnya, upaya untuk memperbesar bisnis penjualan komponen di pasar suku cadang pengganti (REM/Replacement Market) baik untuk pasar domestik maupun pasar ekspor melalui pemilihan produk yang berkualitas dengan segmen yang tepat dan branding yang kuat.

ilustrasi

Perseroan juga memperkuat posisi sebagai pemasok pabrikan otomotif pilihan melalui penciptaan produk-produk kompetitif dengan teknologi maju dan efisien, menjalin kedekatan hubungan dengan pelanggan serta berupaya menambah portofolio pelanggan baru.

Sementara maksud dari kalimat Operational Excellent in All Aspect adalah tekad Astra Otoparts untuk terus meningkatkan QCD (Quality, Cost, Delivery) secara berkelanjutan melalui upaya peningkatan efisiensi dan produktivitas dengan tujuan menjadi “the lowest cost component producer”.

Untuk kalimat Product based instead of Process Based maksudnya adalah, Astra Otoparts memfokuskan transformasi bisnis dari process based ke arah product based dengan memperkuat kemampuan desain dan perancangan melalui divisi EDC (Engineering Development Center) dan memperkuat penguasaan proses-proses produksi.

Apa rencana dan strategi Astra Otoparts pada 2017 ini?

Tahun ini, kita masih harus menyesuaikan dengan kondisi pasar OEM (Original Equipment Manufacturer). Setiap OEM tentunya akan mempunyai tambahan target. Target ini disesuaikan dengan penjualan kendaraan roda dua dan roda empat. Tapi, tampaknya, pasar kendaraan roda dua sudah tidak bisa dibesarkan karena sudah mampat atau sudah mencapai satu reason, yaitu jumlah kepadatan peduduk dengan jumlah motor.

Berdasarkan data yang kami peroleh, penjualan roda dua pada tahun ini akan stagnan bahkan turun hingga 10 persen. Sedangkan roda empat akan mengalami kenaikan 2,5 persen. Jadi kita berharap pertumbuhan pada kendaraan roda empat.

Kinerja keuangan Astra Otoparts di tahun kemarin, juga ditopang oleh dikeluarkannya produk mobil baru oleh Grup Astra.

Bagaimana dengan strategi penjualan Astra Otoparts di tahun ini?

Strategi kita teap sama dengan sebelumnya, yaitu strategi LEAP. Yaitu, bagaimana kita meningkatkan product base dibanding proses base. Sebab, kalau proses itu diatur oleh OEM, jadi kita menjadi tukang cetak. Tapi kita akan lebih meningkatkan product base yang nanti kita yang akan menawarkan kepada OEM.

Tahun ini juga kita mempunyai tagline yaitu “Saving The Future Growth”. Jadi tahun ini kita harus sudah bisa meninggalkan daratan, tinggal landas. Kita harus melakukan ekspansi bisnis. Yaitu, meningkatkan ekspor ke beberapa negara, meningkatkan diversifikasi produk, yang tadinya lima produk, menjadi tujuh produk. Jaringan pemasaran pun diperluas.

Di samping itu, kita juga terus meningkatkan produktifitas karyawan melalui basis kinerja.

ilustrasi

Terkait dengan penerapan tata kelola perusahaan, sejak kapan Astra Otoparts mengimplementasikan GCG?

Pada dasarnya, sejak berdiri, setiap member Astra wajib menerapkan GCG. Astra mempunyai aturan GCG tersendiri, yaitu Astra GCG. Jadi, sejak Astra Otoparts belum menjadi perusahaan terbuka, sudah menerapkan GCG yang berpedoman kepada Astra GCG. Di situ ada tentang etika bisnis, etika kerja, dan sebagainya.

Dari data saya, secara ringkas, dapat dijelaskan bahwa Astra Otoparts pertama kali didirikan pada 1976 dengan nama PT Alfa Delta Motor. Pemiliknya adalah William Soeryadjaja (pendiri perusahaan Astra) dan PT Djaya Pirusa. Pada tahun 1993, seluruh saham Perusahaan ini dikuasai oleh Astra. Pada 1997 nama PT Astra Otoparts pun disematkan. Lalu, pada 1998, PT Astra Otoparts menjadi Perusahaan Publik dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, dengan kode AUTO.

Setelah menjadi Perusahaan Terbuka pada tahun 1998, tentunya pedoman GCG yang harus diikuti oleh Astra Otoparts bertambah, bagaimana proses adaptasinya?

Kalau saya pelajari, pedoman GCG dari Astra dan regulator dalam hal ini OJK, hampir mirip, hanya Astra mempunyai pedoman yang lain yaitu “Catur Darma”. Pedoman GCG dari OJK sendiri berlaku untuk semua segmen perusahaan.

Catur Darma Astra ini berisi empat poin, yaitu, menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara, memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan, saling menghargai dan membina kerja sama, berusaha mencapai yang terbaik.

Sejauh mana kaitan antara Catur Darma dan GCG bagi Perusahaan?

Dengan filosofi Catur Darma, kalau kita tidak menerapkan GCG, ya tidak bisa. Sebab, filosofi ini sarat dengan prinsip-prinsip GCG. Misalnya saja, “memberikan yang terbaik”. Kalau kita sendiri tidak bersih, bagaimana kita bisa memberikan yang terbaik kepada bangsa dan negara.

Jadi, sejauh ini, kami berupaya compliance terhadap aturan-aturan baik dari Astra maupun regulator. Kami berupaya melaksanakan semua pedoman sesuai dengan koridor yang berlaku.

Bisa dijelaskan, bagaimana pelaksanaan Group Governance di lingkungan Astra Group?

Semua member Astra harus menjalankan prinsip-prinsip Astra GCG dan Catur Darma. Pelaksanaan ini dimonitor secara langsung oleh Astra International. Sehingga kalau ada masalah apa pun, mereka akan segera bertanya dan meninjau.

Mereka juga selalu mengingatkan setiap ada peraturan baru, terutama peraturan-peraturan dari Pemerintah. Astra International kerap mengingatkan akan peraturan baru, seperti ketika ada peraturan baru dari Menteri Perdagangan (Permendag).

Bagaimana proses penerapan GCG dalam Perusahaan?

Dimulai dari jajaran Direksi yang terlebih dahulu memberikan teladan. Itu adalah pedoman dari Astra GCG. Kemudian diikuti oleh karyawan-karyawan yang berada di bawahnya. Kami sudah mempunyai belasan ribu karyawan. Karena itu, etika bisnis ini harus kita terapkan.

Salah satu fungsi penerapan GCG ini adalah mencegah praktik fraud. Fraud itu mengurangi profit Perusahaan. Indikator pemantauan itu ada di corporate internal audit.

Apa manfaat GCG terhadap peningkatan kinerja di Astra Otoparts?

Tentu saja ada manfaatnya. Begitu kita compliance, maka tim marketing, manufaktur, dan semua divisi akan bekerja dan berproduksi dengan tenang. Apalagi sebagai Perusahaan Terbuka yang juga menyangkut nama baik dan kepercayaan investor, penerapan GCG cukup bermanfaat untuk meningkatkan kinerja Perusahaan.

Seberapa penting penerapan GCG bagi Perusahaan?

Astra International sendiri sudah menekankan bahwa masalah yang lain boleh koma, tapi masalah GCG adalah titik, artinya wajib, titik! Bagi kami, penerapan GCG ini adalah kewajiban.

Menjadi Perusahaan Terbuka ini tanggung jawabnya kepada publik sangat besar. Banyak peraturan yang harus kita laksanakan. Peraturan yang dikeluarkan OJK ini dikeluarkan untuk melindungi kepentingan investor dan stakeholder, juga perusahaan.