LIGHT AT THE END OF THE TUNNEL
Dalam beberapa tahun terakhir, industri energi berbasis batubara, yang digeluti oleh PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO), telah menghadapi berbagai kondisi yang kurang menguntungkan, termasuk turunnya permintaan dan harga komoditas tersebut di pasar dunia.
Namun Perseroan tidak pernah menyerah dan senantiasa mencari cara untuk menghadapi segala tantangan. Hal ini dilakukan melalui formulasi strategi serta eksekusi yang tepat, agar CNKO dapat terus menjadi salah satu pelaku industri yang diperhitungkan di Indonesia.
Membaiknya harga batubara pada paruh kedua tahun 2016 telah membawa harapan baru. Walaupun perjalanan yang harus ditempuh masih panjang, Perseroan kini menjadi lebih optimis memandang masa depan, seperti melihat sebuah cahaya di ujung terowongan.
PERFORMANCE HIGHLIGHT
Pendapatan Usaha Sebesar Rp2,2 Triliun
Tahun 2016 masih merupakan tahun yang menantang bagi para pelaku industri batubara, tidak terkecuali PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO). Namun berbekal fokus pada strategi utama, Perseroan berhasil membukukan volume penjualan tertinggi dalam sejarah operasinya.
Volume penjualan batubara Perseroan selama tahun 2016 adalah sebesar 4,1 juta ton, naik dari 1,7 juta ton pada tahun sebelumnya. Pencapaian ini merupakan prestasi bagi Perseroan yang berhasil mencatatkan angka penjualan batubara terbesar dalam sejarah opeasinya selama dua tahun berturut-turut. Dengan demikian, pendapatan usaha mengalami peningkatan menjadi Rp 2,2 triliun di tahun 2016 atau naik 99,6% dari Rp 1,2 triliun di tahun 2015.
Pada tahun yang sama Perseroan mengalami rugi kurs serta harus menanggung adanya kenaikan beban umum dan administrasi serta beban lain-lain yang signifikan, dimana sebagian besar merupakan biaya yang tidak berulang. Sebagai akibatnya, Perseroan harus membukukan rugi bersih komprehensif sebesar Rp 596,7 miliar.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Pendapatan Usaha
Pada tahun 2016 Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 2.221,1 miliar atau naik 99,6% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu Rp 1.112,6 miliar. Kontribusi pendapatan usaha terbesar diperoleh dari penjualan batubara, yang mencapai Rp 2.160,6 miliar, naik 120,9% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 978,0 miliar. Hal ini terutama didorong oleh peningkatan volume penjualan batubara yang signifikan ke klien utama yaitu PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan PT Indonesia Power sebesar 142,6 % dari 1,7 juta ton menjadi 4,1 juta ton tahun 2016. Pencapaian tersebut menunjukkan bahwa Perseroan telah berhasil mencatat volume penjualan batubara tertinggi dalam sejarah operasinya selama dua tahun berturut-turut.
Laba (Rugi) Bruto
Sejalan dengan adanya kenaikan yang tajam pada pendapatan usaha di tahun 2016, CNKO membukukan laba bruto sebesar Rp 68,6 miliar. Pencapaian ini menggambarkan titik balik dari kondisi tahun sebelumnya, dimana Perseroan masih mengalami rugi bruto sebesar Rp 42,1 miliar.
Aset
Jumlah aset pada akhir tahun 2016 tercatat sebesar Rp 5.178,4 miliar, turun 7,2% dibanding Rp 5.579,4 miliar pada tahun sebelumnya. Aset lancar berkurang 4,2% dari Rp 2.837,1 miliar menjadi Rp 2.716,9 miliar. Sementara aset tidak lancar pada periode yang sama turun 10,2% menjadi Rp 2.461,6 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2.742,3 miliar. Penurunan aset tidak lancar terutama disebabkan oleh berkurangnya aset tetap akibat berkurangnya jumlah armada.
Liabilitas
Pada tahun 2016 Perseroan mengalami kenaikan liabilitas sebesar 7,5% menjadi Rp 3.265,8 miliar, naik dari Rp 3.037,9 miliar tahun sebelumnya. Liabilitas jangka pendek bertambah 10,3% dari Rp 2.397,7 miliar menjadi Rp 2.644,9 miliar. Kenaikan ini terutama berasal dari utang usaha pihak ketiga serta liabilitas keuangan lainnya yang masing-masing meningkat dari Rp 636,0 miliar menjadi Rp 817,1 miliar dan dari Rp 541,0 miliar menjadi Rp 782,3. Bertambahnya liabilitas tersebut sejalan dengan kenaikan penjualan batubara Perseroan. Sementara liabilitas jangka panjang justru turun 3,0% dari Rp 640,2 miliar pada 2015 menjadi Rp 620,9 miliar pada 2016, dimana penurunan terbesar diakibatkan oleh adanya pelunasan utang bank jangka panjang.
RENCANA STRATEGIS
Harga batubara diperkirakan akan terus meningkat ditopang oleh menguatnya permintaan global. Sedangkan di pasar domestik permintaan batubara ke depannya akan sejalan dengan program pembangunan infrastruktur kelistrikan. Perseroan juga telah memenangkan sejumlah tender pengadaan batubara dengan beberapa pembangkit listrik yang masih dalam tahap pembangunan. Pada saat pembangkit tersebut mulai beroperasi, volume penjualan batubara Perseroan juga akan meningkat.
* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id